Segera Waspada Jika Berat Badan Anak Tidak Bertambah Sesuai Usianya

2 Juni 2023, 11:58 WIB
Ilustrasi foto buah yang dapat menambah berat badan anak/pexels/Vanessa Loring/ /

GAYA  HIDUP,OKE FLORES.com - Situasi di mana berat badan anak tidak bertambah karena usia, disebut juga dengan “fluktuasi berat badan”, merupakan masalah yang tidak boleh dianggap enteng.

Gejala utama dari kondisi ini adalah perkembangan anak dengan berat badan kurang yang tidak mengikuti kurva pertumbuhan normal.

Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 pada awal 2023.

Kajian tersebut menunjukkan kasus balita kurus meningkat selama tiga tahun terakhir.

Dari hasil SSGI 2022, 16,3 persen balita kurus pada 2019, meningkat menjadi 17 persen pada 2021 dan 17,1 persen pada 2022.

Masalah anak kurus mengkhawatirkan banyak ahli dan dokter di Indonesia, karena kondisi ini merupakan awal dari kondisi lain yang lebih berbahaya, yaitu pertumbuhan yang lambat.

Alasan utama
Di Instagram Live dari Parenting Friends, Dr. Tania Paramita, Sp. A menjelaskan, berat badan anak di Indonesia umumnya tidak bertambah seiring bertambahnya usia karena masalah makanan dan gizi.

Namun, beberapa di antaranya juga karena penyakit atau kondisi yang mendasari pada anak, seperti penyakit bawaan, infeksi, kekurangan zat besi dan lain-lain.

"Biasanya naik turun berat badan pasti jadi keluhan karena BB anak saya stuck selama tiga sampai empat bulan," kata dr. Tania.


Idealnya berat badan anak pada tiga bulan pertama adalah 750-1000 gram, pada usia tiga sampai enam bulan berat badan ideal anak adalah 500-750 gram.

Sedangkan kenaikan berat badan pada usia enam sampai sembilan bulan adalah 250-500 gram, pada usia sembilan sampai satu tahun kenaikannya sekitar 250-300 gram.

menurut dr. Tania, fluktuasi berat badan bayi biasanya dimulai sekitar usia 3-4 bulan.

Jika tidak segera ditangani, kekurangan berat badan ini dapat menjadi bahaya yang menyesakkan dari waktu ke waktu.

“Jadi cacatnya dari awal memang tidak ada.

 

Stunting adalah kondisi tinggi badan anak di bawah garis merah, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan berkepanjangan, misalnya setelah enam bulan, saat berat badan bertambah," kata dokter tersebut

Tania. Ia juga menjelaskan bahwa berat badan bayi prematur harus dipantau lebih ketat.

Alasannya, bayi prematur biasanya masih memiliki organ yang belum matang sehingga bertindak belum dewasa. Akibatnya, berat badan bayi prematur biasanya rendah.

 

“Ketika bayi prematur dibawa pulang, kondisinya tidak bisa berkembang. Masih perlu dipantau dan ada kurva pertumbuhan tersendiri sesuai berat lahir,” ujarnya.

Tidak semua pengalaman
Dipercaya secara luas oleh masyarakat umum bahwa anak kurus pasti memiliki masalah berat badan atau fluktuasi berat badan.

Faktanya, dr. Tania bukan berarti semua anak kurus turun berat badan, diagnosisnya perlu pemeriksaan lebih lanjut.

“Seperti ada anak kurus yang keadaannya bagus tapi tinggi badannya kurus banget.

Gemuk atau kurus itu subjektif," kata dr. Oleh karena itu, Tania menganjurkan agar para orang tua lebih peka dan mampu mengenali kondisi anaknya yang mungkin disebabkan penurunan berat badan.

Menurutnya, setiap orang tua memiliki naluri.

Jika orang tua merasa berat badan anaknya tidak bertambah atau berkurang, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.


Dr. Tania juga menjelaskan bahwa penting untuk mendapatkan second opinion dari dokter lain jika berat badan anak tidak kunjung bertambah meski sudah diupayakan untuk mengatasinya.

“Sangat penting untuk segera menemui dokter untuk mencegah keterlambatan pertumbuhan.

"Dokter melakukan pemeriksaan dan membuat rekomendasi pengobatan berdasarkan kondisi anak," ujarnya. *** 

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: gowapos.com

Tags

Terkini

Terpopuler