Hubungan Antara Bakteri di Usus dengan Risiko Terjadinya Serangan Jantung, Berikut Penjelasannya

19 Juli 2023, 10:26 WIB
Bakteri Pseudomonas aeruginosa strain paling tahan obat, ditemukan di dalam obat tetes di AS.* /The Sun/

OKE FLORES.COM - Serangan jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius dan dapat mengancam jiwa. Selama ini, faktor risiko yang umumnya dikaitkan dengan serangan jantung meliputi pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan riwayat keluarga. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada hubungan antara bakteri di usus dengan risiko terjadinya serangan jantung.

Usus manusia merupakan rumah bagi sejumlah besar mikroorganisme, termasuk bakteri yang hidup dalam saluran pencernaan. Hubungan timbal balik antara manusia dan bakteri usus ini dikenal sebagai mikrobiota usus atau flora usus.

Melansir dari PikiranRakyat.com, Rabu, 19 July 2023, mikrobiota usus berperan penting dalam menjaga kesehatan manusia dengan berbagai mekanisme, seperti pencernaan makanan, produksi vitamin, serta perlindungan terhadap infeksi oleh patogen.

Baca Juga: Tindakan Kecil yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Gangguan Depresi  Ringan

Penelitian terkini telah menunjukkan bahwa komposisi mikrobiota usus dapat mempengaruhi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung. Beberapa jenis bakteri yang berlimpah di usus, seperti Prevotella, Streptococcus, dan Veillonella, telah dikaitkan dengan peradangan kronis, peningkatan risiko pembentukan plak aterosklerotik, dan peningkatan risiko serangan jantung.

Mekanisme yang melibatkan bakteri usus dalam meningkatkan risiko serangan jantung masih belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa teori yang diajukan. Salah satunya adalah melalui produksi senyawa yang disebut trimethylamine N-oxide (TMAO).

Bakteri usus dapat mengubah senyawa yang terdapat dalam makanan, seperti kolin dan karnitin, menjadi TMAO. Tingginya kadar TMAO dalam tubuh telah dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dengan cara mempromosikan aterosklerosis, yaitu penumpukan plak di dalam arteri.

Selain itu, peradangan kronis yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu juga dapat mempengaruhi keseimbangan lipid dan metabolisme glukosa dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung. Bakteri usus juga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang dapat berkontribusi pada proses peradangan kronis dan aterosklerosis.

Baca Juga: Kendalikan Diabetes Minum Teh Herbal Setiap Hari dalam Seminggu

Dalam hal ini, menjaga keseimbangan dan keberagaman mikrobiota usus menjadi penting untuk kesehatan jantung yang optimal. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus antara lain:

  1. Konsumsi makanan yang sehat: Tingkatkan asupan serat dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Hindari makanan olahan dan tinggi lemak jenuh.

  2. Konsumsi probiotik dan prebiotik: Probiotik adalah bakteri baik yang dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Prebiotik adalah serat yang menjadi makanan bagi bakteri baik. Makanan seperti yoghurt, kefir, dan makanan fermentasi lainnya dapat mengandung bakteri probiotik. Sementara itu, bawang putih, bawang merah, pisang, dan asparagus adalah contoh makanan yang mengandung prebiotik.

  3. Hindari antibiotik yang tidak perlu: Antibiotik dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus dengan membunuh bakteri baik bersama dengan bakteri jahat. Hanya gunakan antibiotik sesuai petunjuk dokter.

  4. Kurangi stres: Stres dapat mempengaruhi keseimbangan mikrobiota usus. Lakukan aktivitas yang membantu mengurangi stres, seperti yoga, meditasi, atau olahraga.

  5. Konsultasikan dengan dokter: Jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko lainnya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan jantung dan mikrobiota usus.

Bakteri di usus memiliki peran yang kompleks dalam kesehatan manusia, termasuk dalam risiko terjadinya serangan jantung. Meskipun penelitian tentang hubungan ini masih dalam tahap awal, menjaga keseimbangan mikrobiota usus dapat menjadi langkah yang penting dalam mencegah penyakit kardiovaskular.

Dengan memperhatikan pola makan dan gaya hidup yang sehat, serta menjaga keseimbangan mikrobiota usus, kita dapat menjaga kesehatan jantung kita dengan lebih baik.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler