Cara Mendisiplinkan Anak karena Melakukan Bullying kepada Temannya

25 Oktober 2023, 10:58 WIB
CaraFoto: Mendisiplinkan Anak karena Melakukan Bullying kepada Temannya /

 

OKE FLORES.COM - Semua orang dapat mengalami intimidasi atau penindasan, bahkan anak-anak yang paling sopan dapat mengalaminya.

Saat mengetahui bahwa buah hati Anda melakukan bullying karena mengintimidasi temannya, itu menjadi salah satu hal yang meresahkan dan bahkan membuat Anda marah.

Sebelum meluapkan emosi, cobalah untuk mengetahui dan memahami di balik alasan anak menjadi pelaku bullying.

Baca Juga: Berkumur dengan Air Garam: Cara Ampuh Mengatasi Lidah yang Terasa Seperti Terbakar Paling Ampuh

Terkadang bullying disebabkan oleh tindakan dari teman sekelas atau reaksi atas penindasan.

Sebaliknya, ketidakmampuan anak untuk mengendalikan kemarahan mereka menyebabkan bullying.

Apapun alasannya, sebagai orang tua, Anda perlu mendisiplinkan anak Anda agar mereka bertanggung jawab atas pilihan yang salah.

Mengutip Hallo Sehat, Rabu 25 Oktober 2023, berikut beberapa cara yang bisa membantu mengatasi anak yang suka melakukan bullying.

Baca Juga: Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup: Lengkap dengan Cara Membaca

1. Beri tahu anak bahwa itu buruk

Beberapa anak menindas temannya karena mereka tidak tahu bahwa perilaku tersebut salah.

Untuk mengatasinya, orang tua dapat memberitahukan kepada anaknya bahwa tindakan tersebut merupakan perilaku yang buruk sehingga menimbulkan akibat yang negatif.

Bukan hanya teman-temannya, tapi juga dirinya sendiri.

Selain tidak disukai oleh teman-temannya, dia diberitahu bahwa dia mungkin menerima hukuman lain.

2. Ajari anak untuk menghargai perbedaan

Dalam beberapa kasus, anak-anak menindas temannya karena perbedaan ras, agama, penampilan, dan status ekonomi.

Untuk mengatasi perundungan, orang tua harus mendidik anaknya untuk memahami perbedaan. Dengan cara ini, anak bisa lebih menghargai orang lain.

Misalnya, orang tua bisa memberi tahu anaknya bahwa mengolok-olok seseorang, baik karena penampilan, kondisi fisik, atau keadaan ekonomi, adalah hal yang buruk.

Anda mungkin perlu membawa anak Anda ke panti asuhan atau komunitas anak berkebutuhan khusus agar dia dapat berhubungan langsung dengan anak-anak yang berbeda.

Dengan begitu, ia bisa lebih memahami perbedaan.

3. Kembangkan rasa empati

Rasa empati yang meningkat dapat menjadi tameng bagi anak agar tidak melakukan perundungan terhadap temannya.

Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami perasaan dan emosi orang tersebut.

Jika anak mempunyai empati yang tinggi tentu tidak akan merugikan orang lain apalagi temannya.

Anda bisa mengembangkan kemampuan empati anak Anda dengan berbagai cara, seperti mengajarinya berdonasi kepada korban bencana alam atau memelihara hewan peliharaan.

Anda juga dapat membantu mengatur kegiatan di luar sekolah bersama anak-anak lain sehingga mereka mengembangkan persahabatan yang lebih baik dengan anak-anak lain.

4. Jadilah contoh yang baik

Orang tua perlu memberikan contoh yang baik dalam menghadapi anak yang suka melakukan bullying. Sebab apa yang dilakukan orang tua seringkali ditiru oleh anaknya.

Jadi ketika ada masalah, sebagai orang tua harus berbuat baik dan bijaksana.
Misalnya, jangan menanggapi suatu masalah dengan kekerasan atau agresi.

Bila anak berbuat kesalahan, jangan menghukumnya secara fisik seperti memukul, mengurungnya dalam waktu lama, atau bahkan menamparnya.

Selain itu, hindari membentak dan membandingkan anak Anda dengan orang lain.
Pasalnya, tindakan tersebut dapat menyebabkan anak menjadi agresif karena kesulitan mengelola emosinya.

Sebaliknya, Anda perlu memperlakukan anak Anda dengan tenang dan mengetahui cara mendisiplinkannya dengan benar agar dia bisa mengendalikan emosinya dan tidak menindas temannya.

Misalnya, jika seorang anak menindas temannya di sekolah, sekolah dapat mengeluarkannya, menskorsnya, atau bahkan memberikan sanksi lain yang sama beratnya.

5. Pelajari tentang kehidupan sosial anak

Mengajari anak tentang kehidupan sosial di sekolah juga bisa menjadi salah satu cara menghadapi pelaku intimidasi.

Anda bisa berbicara dengan teman anak Anda atau orang tua temannya, seperti “Apakah ada anak lain yang melakukan intimidasi?

Anda juga bisa mengetahui penyebab anak melakukan intimidasi dengan bertanya kepada guru atau teman di sekolah.

Cari tahu apakah anak Anda stres di sekolah atau bahkan bermasalah.

Ketika orang tua mengetahui masalah yang dihadapi anaknya, maka orang tua akan lebih mudah membantu anaknya mengatasi perilaku buruk tersebut.

6. Konsultasi pada dokter atau psikolog

Jika berbagai cara coping di atas tidak kunjung memberikan kemajuan pada anak, Anda bisa mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Apalagi jika anak Anda mempunyai perilaku yang sulit diatur dan semakin agresif ketika Anda menerapkan cara-cara di atas untuk menghadapi anak yang suka melakukan bullying.

Psikolog atau psikiater kemudian akan membantu anak mengendalikan amarahnya dan membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin menyebabkan anak tersebut di-bully.

Penanganan anak pelaku bullying merupakan tanggung jawab orang tua.
Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan orang tua, diharapkan anak memahami dampak negatif bullying.

Anak juga dapat menjadi individu yang lebih menghargai orang lain dan perbedaannya.

Namun perlu diingat bahwa mengubah perilaku anak adalah proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Jadi jangan menyerah, bersabar dan terus berusaha!***

 

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler