Periode kritis pada perkembangan otak anak
Baca Juga: Resep Kulit Goreng Cabai Garam Renyah yang Wajib Kamu Coba
OKE FLORES.COM - Mungkin ibu pernah mendengar tentang kolin di TV atau membacanya di produk susu bayi Anda. Namun, banyak orang yang belum mengetahui tentang makanan penting untuk menunjang pembelajaran dan perkembangan otak anak ini.
Kolin merupakan bahan kimia mirip vitamin B yang menjalankan berbagai fungsi dalam tubuh kita, termasuk membentuk membran sel otak, melindungi jantung, dan mendukung perkembangan otak janin. Kandungan ini penting untuk perkembangan otak anak dan sebaiknya dinikmati sejak dini.
Baca Juga: Resep Kulit Goreng Cabai Garam Renyah yang Wajib Kamu Coba
Pada saat-saat kritis, jumlah koneksi (sinapsis) antar sel otak (neuron) berlipat ganda. Seorang anak berusia dua tahun memiliki sinapsis dua kali lebih banyak dibandingkan orang dewasa.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Rawon Terbaik di Bogor, Rasanya Top Markotop Banget!
Nutrisi yang tepat berperan penting dalam mendukung pertumbuhan otak yang sedang berkembang di masa kritis.
Mengutip Hallo Sehat, Selasa 31 Oktober 2023, berikut nutrisi penting yang harus diperhatikan orang tua guna menunjang perkembangan otak anak:
1. Zat besi
Zat besi bermanfaat untuk perkembangan otak anak di usia dini.
Zat besi diperlukan untuk pembentukan saraf dan mielinisasi otak.
Kekurangan zat besi pada usia dini meningkatkan risiko penurunan kognitif pada anak Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan seimbang, terutama sumber protein hewani yang kaya zat besi.
Susu merupakan salah satu pilihan makanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan zat besi anak Anda.
Oleh karena itu, bantu optimalkan kebutuhan zat besi harian anak Anda dengan memberikan susu yang diperkaya zat besi dan vitamin C untuk mengatasi kekurangan zat besi.
Kombinasi zat besi dan vitamin C dapat memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh untuk mencegah anemia defisiensi besi.
2. Kolin
Peran kolin pada anak sangat penting dalam perkembangan otak karena dapat mempengaruhi daya ingat bayi.
Kolin penting untuk pembentukan sinapsis, produksi membran sel, dan produksi asetilkolin, neurotransmitter memori. Kekurangan kolin dapat mengancam gangguan saraf.
3. Sfingomielin
Sphingomyelin adalah senyawa lemak yang terjadi secara alami dalam ASI. Para peneliti menemukan bahwa sphingomyelin dapat membantu meningkatkan perkembangan kognitif pada anak, seperti daya ingat, kecerdasan, dan kemampuan berbahasa.
Tumbuh kembang anak pada masa kritis sebenarnya bergantung pada lingkungan disekitarnya.
Sebagai orang terdekat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menunjang perkembangan otak anaknya. Beberapa caranya adalah:
Cinta dan kasih sayang orang-orang di sekitar anak meningkatkan rasa percaya diri yang kuat dan meningkatkan perkembangan sirkuit otak anak.
Penelitian sosiologi kesehatan dan penyakit menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki rasa empati dan kasih sayang terhadap anaknya meningkatkan perkembangan otak anaknya.
Bahkan, berdasarkan penelitian tersebut, sang pakar mengklaim bahwa kedekatan orang tua dan anak juga meningkatkan perkembangan emosi dan pengendalian diri anak.
Kedua aktivitas ini juga sangat penting untuk perkembangan otak, karena membantu anak meningkatkan kosa kata, menunjukkan emosi, berperilaku, dan memecahkan masalah.
Anak usia 1-3 tahun sudah bisa melakukan percakapan ringan dengan orang tuanya, seperti memilih pakaian yang ingin dikenakannya hari itu.
Dengan cara ini, anak belajar memecahkan masalah sederhana dan mengajari mereka mengenali keinginannya.
Saat bayi masih dalam kandungan, ia merasakan gerakan dan sentuhan yang secara tidak langsung diberikan oleh ibunya.
Hal ini sebaiknya dijaga seiring bertambahnya usia bayi baru lahir, karena dapat memberikan rasa aman, nyaman dan kasih sayang.
Asupan gizi yang baik menjadi salah satu dukungan hebat orang tua untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak anak.⁶
Orang tua dapat memilih asupan nutrisi yang mengandung vitamin D, Kolin, dan Spingomielin yang bermanfaat dalam mendukung perkembangan anak.
Selain nutrisi, penerapan belajar progresif juga dapat menjadi salah satu dukungan hebat orang tua untuk mendukung anak hebat di masa depan.***
Sumber: Hallo Sehat