Post Partum Blues, Depresi Akibat Turunnya Hormon Setelah Melahirkan

17 November 2023, 13:48 WIB
Ilustrasi depresi pada ibu pasca melahirkan/ Post Partum Blues, Depresi Akibat Turunnya Hormon Setelah Melahirkan (ANTARA/Shutterstock) /

OKE FLORES.COM - Setelah melahirkan, beberapa hormon yang meningkat selama kehamilan akan menurun cukup drastis, seperti hormon progesteron, estrogen dan beta Human Chorionic Gonadotropin (HCG).

Penurunan hormon-hormon tersebut dapat memengaruhi suasana hati atau mood swing pada ibu, bahkan hingga menyebabkan depresi. Kondisi tersebut dinamakan post partum blues.

Hal tersebut disampaikan Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Cepi Teguh Pramayadi.

Baca Juga: Berikut 6 Manfaat Daun Putri Malu untuk Kesehatan Salah Satunya Mengobati Wasir

"Penurunan hormon-hormon ini dapat memengaruhi suasana hati atau mood swing pada ibu pasca melahirkan. Hingga menyebabkan depresi," ujarnya, dilansir dari rri.co.id, Jumat 17 November 2023.

"Rupanya memang pengaruh adanya penurunan hormon progesteron. Ini menyebabkan beberapa wanita akan mengalami postpartum blues," kata Cepi, Kamis 16 November 2023.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cepi, masa postpartum atau depresi setelah melahirkan normalnya berlangsung enam hingga delapan minggu, tetapi dapat bertahan lebih lama tergantung pada kondisi psikologis individu.

"Post partum berlangsung antara enam sampai delapan minggu, jadi bisa selesai sampai masa nifas. Normalnya seperti itu apakah berlanjut apa enggak tergantung dari individu tersebut," ucapnya.

Dokter yang melanjutkan pendidikan doktoral di Universitas Indonesia ini percaya bahwa mendampingi pasangan dan keluarga terdekat dapat membantu. Sangat penting bagi ibu yang baru melahirkan agar proses mengasuh bayi hingga menyusui menjadi lebih mudah.

Sangat disarankan untuk mempertahankan asupan vitamin selama kehamilan untuk menjaga nutrisi dan kekebalan ibu selama menyusui.

"Saat melahirkan kita malah punya PR lebih besar harus begadang jadi harus cukup asupan nutrisi karena akan melakukan ASI eksklusif. Sehingga kalau kita masih ada suplemen selama hamil itu masih bisa diteruskan agar imunnya tidak turun dan tetap sehat dan bugar," katanya.

Hormon beta HCG juga akan turun, bersama dengan hormon progesteron dan estrogen. Namun, hormon lainnya akan meningkat, seperti hormon prolaktin, yang berfungsi sebagai kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan meningkatkan produksi ASI.

Oksitosin, hormon lain yang tinggi setelah melahirkan, bertanggung jawab atas pelepasan ari-ari, sehingga dapat mencegah pendarahan selama persalinan dan membantu rahim kembali ke ukuran awalnya sampai empat puluh hari setelah masa nifas berakhir.

"Prolaktin yang tinggi akan menekan sel telur yang baru supaya tidak subur. Sehingga ASI eksklusif dianggap sebagai kontrasepsi paling murah, tidak perlu biaya karena dengan ASI eksklusif dapat mencegah kehamilan," ujarnya.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: rri.co.id

Tags

Terkini

Terpopuler