Tumor Hipofisis: Memahami Adenoma Pituitari

30 November 2023, 20:30 WIB
Foto: Tumor Hipofisis: Memahami Adenoma Pituitari /

OKE FLORES.COM - Tumor hipofisis, juga dikenal sebagai adenoma pituitari, merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal di kelenjar pituitari, organ kecil yang terletak di dasar otak.

Meskipun sebagian besar tumor pituitari adalah non-kanker (jika punya potensi mengalami pertumbuhan berlebihan), mereka bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan fungsi tubuh seseorang.

Apa itu Adenoma Pituitari?

Baca Juga: Memahami Tumor Jinak: Jenis dan Penanganan yang Tepat

Adenoma pituitari adalah tumor jinak yang berkembang dari sel-sel pituitari. Kelenjar pituitari mengendalikan produksi hormon yang mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, metabolisme, reproduksi, dan fungsi kelenjar tiroid, adrenal, dan gonad.

Pertumbuhan tumor di kelenjar ini dapat mengganggu produksi hormon normal, menghasilkan kadar hormon yang terlalu rendah atau tinggi.

Jenis-jenis Adenoma Pituitari

Mengutip Hallo Sehat.com, Kamis 30 November 2023, berikut tumor pituitari dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis sel yang terlibat dan hormon yang diproduksinya:

  1. Prolaktinoma: Merupakan jenis paling umum dari adenoma pituitari yang menghasilkan hormon prolaktin, yang dapat menyebabkan gangguan menstruasi pada wanita dan masalah seksual serta pembesaran payudara pada pria.

  2. Adenoma somatotropin: Menghasilkan hormon pertumbuhan yang berlebihan pada anak-anak dan orang dewasa, menyebabkan gigantisme pada anak-anak dan akromegali pada orang dewasa.

  3. Adenoma kortikotropin (ACTH): Menghasilkan hormon adrenocorticotropic, yang mengatur produksi kortisol. Kelebihan kortisol dapat menyebabkan sindrom Cushing.

  4. Adenoma tirotropin: Menghasilkan hormon stimulasi tiroid yang berlebihan, menyebabkan hipertiroidisme.

  5. Adenoma non-fungsional: Tidak memproduksi hormon tertentu, tetapi dapat menyebabkan gangguan akibat tekanan pada jaringan di sekitarnya.

Baca Juga: Faktor Pemicu Tumor Otak yang Perlu Diwaspadai

Gejala dan Diagnosis

Gejala adenoma pituitari bervariasi tergantung pada ukuran dan jenisnya.

Gejala dapat mencakup gangguan penglihatan, sakit kepala, gangguan hormonal, perubahan fisik (seperti pembesaran jaringan atau perubahan ukuran anggota tubuh), serta gangguan pada siklus menstruasi dan fungsi seksual.

Diagnosis biasanya melibatkan serangkaian tes hormon untuk mengukur kadar hormon dalam darah, pemindaian pencitraan seperti MRI untuk melihat ukuran dan lokasi tumor, serta pemeriksaan mata untuk menilai tekanan pada saraf optik.

Pengobatan

Pilihan pengobatan untuk adenoma pituitari bergantung pada ukuran, jenis, gejala yang dialami, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Beberapa opsi pengobatan meliputi:

  • Pemantauan Terapi: Jika tumor kecil dan tidak menyebabkan gejala, dokter mungkin memilih untuk memantau pertumbuhannya secara teratur tanpa intervensi langsung.

  • Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan dapat membantu mengendalikan produksi hormon atau mengurangi ukuran tumor.

  • Terapi Radiasi: Menggunakan sinar radiasi untuk menargetkan dan mengurangi ukuran tumor.

  • Operasi: Tindakan pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat tumor, terutama jika menyebabkan tekanan pada jaringan di sekitarnya atau mengganggu fungsi normal kelenjar pituitari.

Kesimpulan

Adenoma pituitari adalah kondisi medis yang kompleks dan dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan seseorang.

Pengelolaan tumor hipofisis sering melibatkan pendekatan multidisiplin oleh endokrinologis, ahli bedah saraf, dan radioterapis untuk memberikan perawatan yang tepat sesuai dengan jenis dan kondisi tumor serta gejala yang dialami oleh pasien.

Dalam hal ini, pemantauan rutin, pengobatan yang tepat, dan intervensi medis yang sesuai dapat membantu mengelola kondisi ini dengan baik dan meminimalkan dampaknya terhadap kesehatan pasien.

Penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis terpercaya untuk diagnosis yang tepat dan rencana pengobatan yang sesuai.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler