Penelitian Teranyar: Dampak Nyata Perubahan Iklim pada Penyusutan Otak

- 21 Juli 2023, 08:56 WIB
perjalanan udara/
perjalanan udara/ /deebee_thea/pixabay

OKE FLORES.COM - Pengaruh perubahan iklim terhadap lingkungan dan kesehatan manusia telah menjadi topik yang semakin mendesak dalam beberapa dekade terakhir.

Perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti pemanasan global, polusi udara, dan deforestasi, telah menjadi perhatian utama para ilmuwan dan pemerhati lingkungan.

Baru-baru ini, penelitian-penelitian terkini menyoroti dampak perubahan iklim yang mengkhawatirkan, salah satunya adalah keterkaitannya dengan kesehatan otak manusia.

Baca Juga: Peristiwa Kebakaran di Pasar Los Batu Kandangan, Dua Ruko Hangus Terbakar

Seiring berjalannya waktu, bukti ilmiah semakin menunjukkan bahwa perubahan iklim memiliki hubungan erat dengan kesehatan fisik dan mental manusia.

Beberapa penelitian terkini telah meneliti bagaimana perubahan iklim dapat berdampak langsung pada fungsi otak dan berkontribusi pada penyusutan otak pada manusia seperti yang dilansir dari PikiranRakyat.com, Jumat 21 July 2023: 

Studi tentang Hubungan Perubahan Iklim dan Penyusutan Otak

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu, termasuk ahli lingkungan, dokter, dan neurolog, menemukan adanya hubungan potensial antara perubahan iklim dan penyusutan otak. Studi ini didasarkan pada pengamatan tentang bagaimana perubahan iklim berkontribusi pada kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penurunan volume otak pada manusia.

Beberapa faktor yang teridentifikasi dalam penelitian tersebut meliputi:

  1. Kerusakan Akibat Bencana Alam: Perubahan iklim menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, kekeringan, badai tropis, dan kebakaran hutan. Bencana alam ini dapat menyebabkan stres psikologis dan trauma pada manusia, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kesehatan otak. Stres kronis dapat menyebabkan perubahan hormonal dan struktural pada otak yang dapat mengakibatkan penyusutan otak pada jangka panjang.

  2. Kualitas Udara yang Buruk: Pemanasan global berkontribusi pada meningkatnya polusi udara, termasuk partikel halus dan bahan kimia beracun. Partikel-partikel tersebut dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia dan mencapai otak melalui peredaran darah. Akumulasi partikel-partikel beracun ini dalam jangka panjang dapat merusak sel-sel otak dan menyebabkan penyusutan otak serta risiko gangguan neurodegeneratif.

  3. Gangguan Kesehatan yang Disebabkan oleh Perubahan Iklim: Perubahan iklim dapat meningkatkan penyebaran penyakit menular, seperti demam berdarah, malaria, dan infeksi pernapasan. Beberapa dari penyakit ini telah dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif dan gangguan neurologis pada manusia.

  4. Kekurangan Nutrisi: Perubahan iklim dapat mempengaruhi ketersediaan dan akses terhadap sumber daya pangan yang sehat dan bergizi. Kekurangan nutrisi pada awal kehidupan atau selama masa pertumbuhan dapat menyebabkan masalah perkembangan otak pada anak-anak dan remaja.

Dampak Potensial pada Masa Depan

Perubahan iklim yang terus berlanjut dan semakin intensif dapat menyebabkan peningkatan risiko kesehatan otak pada masa depan. Dampak ini tidak hanya berlaku pada individu, tetapi juga dapat memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang serius.

Penyusutan otak dapat menyebabkan penurunan kognitif, masalah kesehatan mental, dan risiko gangguan neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Selain itu, penurunan kapasitas kognitif dapat mempengaruhi kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang lebih luas.

Penelitian teranyar tentang hubungan antara perubahan iklim dan penyusutan otak menyoroti pentingnya kesadaran tentang dampak kesehatan yang diakibatkan oleh pemanasan global dan polusi lingkungan. Memahami hubungan ini menjadi langkah awal untuk mengambil tindakan mitigasi dan adaptasi yang diperlukan guna melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Penting bagi masyarakat global, pemerintah, dan organisasi internasional untuk bekerja sama dalam upaya mengurangi dampak negatif perubahan iklim dan melindungi kesehatan otak manusia untuk generasi-generasi mendatang.

Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk lebih memahami mekanisme yang mendasari hubungan antara perubahan iklim dan kesehatan otak sehingga dapat dikembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan ini.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah