4. Jarang mengganti masker
Masalah pandemi juga bisa membuat kulitmu lebih rentan ditumbuhi jerawat karena kondisi wajah yang berminyak, kotor, dan memakai makeup sangat sering ditutupi oleh masker. Wajah yang lembab akibat uap pernapasan yang tertahan oleh masker dengan segala kombinasi bakteri di kulit akan menyebabkan jerawat, terutama di daerah dagu dan pipi. Jika kamu tidak sering mengganti masker atau rajin mencuci wajah setelah sampai di rumah, jangan heran jika wajahmu jadi rentan jerawatan.
5. Produk rambut bermasalah
Kadang punya poni memang keren dan membuat wajah tampak awet muda, namun hal ini terkadang dapat menimbulkan jerawat di bagian dahi akibat kulit yang terkena produk perawatan rambut. Jika kamu sering menemukan jerawat di garis rambut atau dahi (bagi pemakai poni), maka ada kemungkinan kulitmu alergi atau tidak cocok dengan sampo, kondisioner atau produk perawatan rambut lainnya yang sedang kamu pakai. Jadi coba hentikan pemakaian untuk mengetahui pengaruhnya. Jika memiliki rambut berponi, sementara jepitlah poni ke samping agar kulit di bagian kulit wajah ini tidak lembab dan menumpuk kotoran.
6. Memencet jerawat
Memencet jerawat kadang dianggap sebagai cara yang benar untuk mengempeskan jerawat. Padahal seringkali cara ini dilakukan dalam kondisi tangan yang kotor, sehingga banyak kuman yang masuk ke pori-pori hingga membuat jerawat makin meradang dan parah. Kebiasaan ini juga bisa meninggalkan jaringan parut di kulit. Maka saat jerawat datang, serahkan pada salep atau krim pengempis jerawat jika ingin jerawat tidak semakin banyak dan parah. Pastikan juga selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum mengoleskan salep, krim atau obat jerawat di wajah.
7. Kurang tidur
Kurang tidur akan membuat tubuh stres. Saat stres datang, disinilah jerawat bisa datang gila-gilaan di wajah dan bagian tubuh lain. Maka pastikan kamu tidur dengan teratur setidaknya 8 jam setiap hari. Tidur juga akan membuat kulit lebih bersinar karena terjadi regenerasi kulit selama tidur. Kurang tidur akan mengganggu regenerasi alami kulit sekaligus menumpuk hormon kortisol sehingga sulit untuk membuat kulit menyembuhkan dirinya sendiri.***