Network
OKE FLORES.COM - Masyarakat Dompu di Nusa Tenggara Barat pasti mengenal tanjakan Nanga Tumpu. Merupakan bagian dari Pemerintahan Kabupaten Mangelewa, perbukitan ini dulunya terkenal dengan tanjakannya yang ekstrim.
Saat hujan, tak jarang akses jalan yang dulunya lebarnya hanya 3 meter, kerap terhalang bebatuan Tening. Selain menjadi satu-satunya jalan penghubung antara Kabupaten Dompu dan Kabupaten Sumbawa, salah satu kendaraan pun terpaksa memberi jalan saat harus menyeberang. Pada tahun 2015, Dinas Jalan melaksanakan pelebaran jalan. Di puncak Nanga Tummu, pengelola jalan nasional pun menyisakan ruang yang luas untuk memasang trab, meski di bebatuan, untuk mencegah longsor.
Namun tebing yang telah disiapkan menambah sentuhan eksotis pada pendakian Nanga Tummu. Nanga Tumpu dengan sejarah masa lalunya kini menjadi destinasi wisata yang sangat bagus.
“Setiap sore banyak orang datang ke sini untuk menyaksikan matahari terbenam,” kata pengusaha Salome Abdul Rouf yang setiap sorenya menghabiskan waktu di puncak Nanga Tummu, Minggu 1 Oktober 2023.
Baca Juga: Wisata HANGZHOU di West Lake Cultural Square Plaza Sajikan Wahana dan Pameran Cocok Liburan Keluarga
Selain pedagang Salome, tempat ini juga menjual aneka jajanan. Sebelumnya, saat ruas jalan ini pertama kali diresmikan setelah perluasan, para pedagang kopi juga mendirikan kiosnya di lokasi tersebut. Namun karena akses masyarakat yang jauh dari desa, para pedagang kopi akhirnya berhenti berjualan kopi.
"Lagi pula, lokasi ini ramai antara pukul 17.00 hingga 18.00 wita. Meraka (pengunjung) hanya melihat matahari tenggelam saja," katanya.
Unaidin salah satu tamu Puncak Nanga Tumpu mengaku sudah sebanyak 3 kali menikmati matahari terbenam di Puncak Nanga Tumpu. Di tempat ini pengunjung bisa melihat dengan jelas bagaimana matahari dengan bayangan merahnya tenggelam ke dalam lautan Teluk Saleh.
