7 Dampak Bullying yang Bisa Terjadi Seumur Hidup

- 23 Oktober 2023, 12:21 WIB
Foto: 7 Dampak Bullying yang Bisa Terjadi Seumur Hidup
Foto: 7 Dampak Bullying yang Bisa Terjadi Seumur Hidup /

 

OKE FLORES.COM - Bullying dapat terjadi pada siapa pun, bahkan anak-anak. Korban pelecehan harus diwaspadai karena efeknya dapat fatal.

Akibat bullying, terutama yang dilakukan secara fisik, dapat menjadi jelas dalam jangka pendek. Pelaku mungkin meminta maaf karena luka memar dan berdarah.

Sebagai orang tua, wajib mengenali akibatnya dan berusaha sebaik mungkin untuk mencegah tindakan yang umum terjadi pada anak remaja ini.

Baca Juga: Ingin Merasakan Suasana Pantai Private ? Kamu Wajib Kunjungi 5 Pantai yang Tersembunyi di Garut

Melansir Hallo Sehat, Senin 23 Oktober 2023, apa yang terjadi jika seorang anak menjadi korban pelecahan? Berikut ini penjelasannya.

Bullying di sekolah memberi dampak pada semua anak

Jika Anda mengira pelecehan hanya berdampak pada korbannya, Anda salah besar.
Faktanya, bullying dapat memberikan dampak negatif pada banyak kelompok.
 
Di sekolah misalnya, perilaku bullying ini akan berdampak buruk bagi anak-anak yang menjadi korban, pelaku, dan orang yang menyaksikannya.
 
Dampak ini tidak hanya terjadi secara sementara atau dalam jangka waktu singkat namun dapat terjadi dalam jangka panjang.
 
 
Artinya, perundungan di sekolah dapat merugikan seluruh warga sekolah.
Secara individu, hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan dan tumbuh kembang pada anak.
 
Inilah sebabnya mengapa penindasan tidak pernah dibenarkan, di mana pun hal itu terjadi. Semua kelompok harus menghindari masalah umum pada remaja ini.

Dampak bullying di sekolah bagi korban

Salah satu kekhawatiran mengenai intimidasi di sekolah adalah dampak negatifnya terhadap korban, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
 
Berikut beberapa permasalahan yang mungkin timbul pada korban bullying.
 
1. Mengalami ketakutan dan kecemasan
 
Bagi korban, dampak jangka pendek dari penindasan adalah ketakutan dan kecemasan. Ketika seorang anak di-bully di sekolah, mereka mungkin takut untuk pergi ke sekolah.
 
Saat berangkat sekolah, saya sering takut ke kamar mandi, naik angkutan umum, atau berjalan sendirian di lorong sekolah.
 
Jika penindasan ini terus berlanjut, anak-anak mungkin tidak ingin pergi ke sekolah dan berpartisipasi dalam aktivitas apa pun yang berhubungan dengan sekolah, seperti karyawisata atau karyawisata.
 
2. Kehilangan kepercayaan diri
 
Akibat perundungan, anak sering kali merasa dirinya tidak sebaik orang yang menindasnya dengan berbagai cara.
 
Dia juga merasa dirinya buruk dan tidak layak melakukan banyak hal. Hal ini seringkali membuat anak kehilangan rasa percaya diri terhadap kemampuannya.
 
Ia merasa ragu dan ragu dalam mencoba hal baru. Hal ini mungkin akan mempengaruhi dirinya sampai ia dewasa.
 
3. Mengisolasi diri
 
Dampak bullying di sekolah tidak hanya berdampak pada korbannya namun juga masyarakat.
 
Korban bullying seringkali mengalami perasaan penolakan dan penolakan dari lingkungan sosialnya. Akibatnya, anak suka mengasingkan diri dari teman atau anggota keluarganya.
 
Selain itu, intimidasi di sekolah menciptakan lingkungan beracun di mana anak-anak yang dianggap lemah akan terus menjadi sasaran intimidasi dan pengucilan.
 
4. Sulit membentuk hubungan
 
Masalah kepercayaan dan kecemasan pada anak dapat membuat anak sulit membangun hubungan dengan orang lain, termasuk teman.
 
Dia sulit mempercayai orang lain (masalah kepercayaan) dan tidak dapat berkomunikasi dengan mereka.
 
Hal ini tidak hanya terjadi dalam jangka pendek. Anak-anak yang mengalami hal ini mungkin akan merasakan hal tersebut hingga mereka dewasa.
 
5. Memicu gangguan mental
 
Dampak negatif bullying terhadap korbannya juga antara lain menyebabkan gangguan jiwa pada anak, termasuk remaja.
 
Karena faktor-faktor di atas, korban bullying lebih mungkin menderita depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, dan bahkan gangguan stres pasca trauma atau PTSD pada anak.***
 
Dalam kasus yang parah, remaja bisa melukai dirinya sendiri atau bahkan bunuh diri. Dia juga lebih cenderung membalas dengan kekerasan.
 
6. Masalah kesehatan fisik
 
Pada beberapa kasus pelecehan yang melibatkan kekerasan fisik, dampaknya terhadap kesehatan fisik dapat langsung terlihat. Misalnya saja muncul luka atau lebam di tubuh.
 
Selain itu, trauma emosional yang dialami korban perundungan lambat laun juga dapat berdampak buruk pada kesehatan fisiknya.
 
Anak-anak yang ditindas lebih mungkin mengalami sakit kepala, jantung berdebar, sakit perut, sulit tidur, mengompol, atau gejala lain yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab medis.
 
7. Penurunan prestasi akademik
 
Bukan hanya kesehatan, prestasi akademis juga bisa terkena dampak perundungan di sekolah.
 
Pasalnya, menurut Stomp Out Bullying, rasa takut dan cemas akibat bullying bisa membuat anak sulit berkonsentrasi pada tugas sekolah.
 
Ia juga lebih mungkin bolos sekolah, atau bahkan putus sekolah, yang tentunya akan mempengaruhi nilai dan prestasi akademisnya. 

Dampak bullying bagi siswa yang menyaksikan

Sebagian besar siswa mengaku tidak suka melihat perundungan terjadi di sekolah.
Pelecehan ini menyebabkan mereka merasakan atau berisiko mengalami hal-hal berikut.
  • Merasa tidak nyaman dan aman.
  • Cemas dan takut hingga enggan untuk mencari bantuan.
  • Merasa tidak berdaya dan rendah diri.
  • Depresi atau gangguan kecemasan.
  • Lebih mungkin menggunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.
  • Bolos sekolah.

Dampak bullying di sekolah bagi pelaku

Tidak hanya bagi korbannya, dampak negatif pelecehan juga bisa menimpa pelakunya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
 
Di bawah ini adalah beberapa akibat atau dampak bullying di sekolah terhadap penulis.
  • Prestasi akademik yang menurun. Ini bisa terjadi karena absen atau putus sekolah akibat penangguhan yang diterimanya atau telah menyadari perbuatannya.
  • Berkelahi dengan teman.
  • Memiliki pemikiran atau keyakinan kriminal hingga ia dewasa.
  • Lebih mungkin menyalahgunakan obat-obatan dan alkohol saat remaja hingga dewasa.
  • Lebih mungkin terlibat dalam aktivitas seksual dini.
  • Bersikap kasar terhadap pasangan atau anak-anak saat tumbuh dewasa.
  • Memiliki perilaku antisosial dan kesulitan membentuk hubungan.
Dengan memikirkan akibat yang mungkin terjadi, sebaiknya Anda berupaya mencegah anak menjadi korban atau pelaku bullying.
 
Jika hal ini terjadi, ambil tindakan yang tepat untuk mengatasi anak-anak korban penindasan dan dukung pelaku untuk meminimalkan risiko dampak negatif yang diuraikan di atas.
 
Jika memerlukan bantuan, konsultasikan dengan psikolog anak untuk jawaban yang lebih spesifik.***
 
 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x