Anak-Anak Sering Main Game? Hati-hati 5 Dampak Ini

- 26 Oktober 2023, 11:58 WIB
Foto: Anak-Anak Sering Main Game? Hati-hati 5 Dampak Ini
Foto: Anak-Anak Sering Main Game? Hati-hati 5 Dampak Ini /Katerina Holmes/Pexels

 

OKE FLORES.COM - Anak-anak cenderung menyukai hal-hal yang menyenangkan, termasuk bermain video game. Artinya, anak-anak sering kali menghabiskan banyak waktunya untuk bermain game, bahkan sampai kecanduan. Bahkan, sesekali Anda bisa membiarkan anak bermain game untuk mengisi waktu. Namun, hal ini dapat menimbulkan kerugian jika dilakukan terlalu sering.

Faktanya, seringnya bermain game oleh anak-anak dapat menimbulkan sejumlah dampak, termasuk dampak terhadap kesehatan fisik dan mental. Kebiasaan menghabiskan waktu untuk bermain game dapat menyebabkan anak menjadi ketagihan, ditandai dengan perasaan gelisah dan mudah tersinggung jika tidak diperbolehkan bermain, sulit berhenti bermain, kurang minat terhadap orang disekitarnya hingga muncul gejala penyakit seperti migrain atau mata lelah.

Mengutip Hallo Sehat, Kamis 26 Oktober 2023, berikut beberapa dampak buruk yang mungkin dialami anak jika terlalu sering bermain game:
 
 
1. Prestasi Sekolah Menurun
 
Rasa senang saat bermain game sangat berbeda dengan rasa senang yang dirasakan anak saat belajar di sekolah. Ya, di sekolah anak-anak sering kali merasa bosan dan jenuh, namun lain halnya ketika bermain game.

Jika anak Anda berada dalam tahap kecanduan game, dia akan melakukan segalanya untuk bermain game. Akibatnya banyak siswa yang tidak konsentrasi ketika mempelajari pelajaran di kelas, malas belajar, bahkan berani membolos.

Berbagai hal tersebut berujung pada penurunan prestasi akademik anak di sekolah.
 
2. Gangguan kesehatan
 
Tahukah Anda bahwa keseringan main game ternyata bisa memicu berbagai penyakit kronis? Tanpa Anda sadari, bermain game masuk ke dalam salah satu gaya hidup sedentari karena hal tersebut membuat Anda malas untuk bergerak.
 
Ya, ketika Anda bermain game, hanya mata dan tangan saja yang fokus bekerja.
Sementara bagian tubuh lainnya diam tidak bergerak.
 
Jika kebiasaan ini terus berlanjut, Anda berisiko tinggi mengalami obesitas, kelemahan otot dan sendi, bahkan kehilangan penglihatan secara signifikan akibat paparan sinar biru dari layar gadget.
 
 
Anda juga mungkin mengalami lebih banyak masalah kesehatan jika kebiasaan buruk ini disertai dengan pola makan yang buruk, merokok atau konsumsi alkohol.
 
Anda mungkin tidak terkena risiko gaya hidup sedentary secara langsung.
Biasanya dampak dari kebiasaan buruk ini baru mulai terasa bertahun-tahun setelah Anda terbiasa dengan kebiasaan tersebut.
 
3. Perilaku Agresif
 
Konten kekerasan di banyak video game dapat menyebabkan anak kehilangan kesabaran dan berperilaku agresif dalam kehidupan sehari-hari. Mereka seringkali menjadi marah dan mudah tersinggung ketika di-banned atau diminta berhenti bermain game.
 
Hilangnya pengendalian diri menyebabkan anak memprioritaskan bermain dalam hidup. Akibatnya, anak akan menggunakan berbagai cara untuk memuaskan hasrat kecanduannya, apapun konsekuensi dan risikonya. Termasuk perilaku agresif terhadap orang lain.
 
4. Menarik diri dari kehidupan sosial
 
Anak yang kecanduan game cenderung suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan tugas-tugas game yang dimainkannya. Hal ini tentu akan berdampak buruk pada kehidupan sosial anak di kemudian hari. Pasalnya, anak-anak lebih memilih berinteraksi secara digital dibandingkan dunia nyata. Dalam istilah psikologis, kondisi ini disebut asosial.
 
Antisosial adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan penarikan diri dan penghindaran sukarela terhadap semua interaksi sosial. Orang asosial cenderung tidak peduli dengan orang lain dan sibuk dengan dunianya sendiri.
 
Biasanya anak antisosial canggung jika diminta memulai percakapan dan cepat bosan jika diajak pertemuan dengan banyak orang.
 
5. Gangguan Jiwa
 
Kecanduan game ditandai ketika anak sudah tidak mampu lagi mengendalikan keinginannya untuk bermain game. Akibatnya, anak ingin terus bermain game.
 
Kabar buruknya adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mempertimbangkan untuk memasukkan kecanduan video game ke dalam kategori gangguan mental baru yang disebut gangguan permainan. Hal ini didasari oleh fenomena meningkatnya kasus kecanduan game di berbagai wilayah di dunia.
 
Diusulkan untuk memasukkan gangguan permainan ke dalam kategori luas “Gangguan mental, perilaku, dan perkembangan saraf,” khususnya dalam subkategori “Penyalahgunaan zat atau gangguan perilaku Adiktif".
 
Artinya, para ahli medis di seluruh dunia sepakat bahwa kecanduan judi dapat menimbulkan dampak serupa dengan kecanduan alkohol atau obat-obatan.

Waktu ideal untuk main game

Dari berbagai penjelasan di atas mungkin Anda bertanya-tanya kapan waktu yang ideal untuk bermain game?
 
Menurut penelitian yang dilakukan para ahli dari Universitas Oxford, Inggris, anak-anak sebaiknya tidak bermain game lebih dari satu jam sehari. Selain bermain game, para ahli juga meminta orang tua membatasi waktu yang dihabiskan anak dalam menggunakan perangkat elektronik.
 
Memang anak Anda mungkin juga sering menghabiskan waktu di depan layar komputer seperti smartphone atau televisi. Jadi mungkin setelah selesai memainkan game favoritnya di komputer, anak Anda akan melanjutkan bermain di smartphone-nya.
 
American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak-anak tidak menggunakan perangkat elektronik lebih dari dua jam sehari.
 
Apa pun aturan yang Anda terapkan pada balita Anda, pastikan Anda membatasi waktu bermain dan menatap layar.

Cara ampuh membatasi waktu anak main game

Untuk membantu anak Anda menghindari banyak dampak negatif dari bermain terlalu banyak, ikuti tips efektif berikut ini:
 
Tetapkan jumlah waktu bermain
 
Sebelum mulai bermain, sepakati terlebih dahulu berapa lama anak Anda boleh bermain game. Minta anak Anda untuk melihat jam berapa sekarang dan kemudian tekankan bahwa setelah satu jam dia harus berhenti bermain game.
 
Jangan gelisah karena rengekan anak-anak
 
Sekalipun Anda tidak tahan melihat anak-anak merengek dan meminta waktu bermain tambahan, pastikan Anda tidak gelisah. Jika anak Anda berkata, “Apakah boleh lima menit lagi?” “Ini pasti sebuah tanggung jawab,” menanggapi rengekan dengan pernyataan seperti: “Besok kamu bisa menyimpan dan bermain lagi. Matikan sekarang.
 
Disinfeksi barang elektronik di kamar anak
 
Selain ponsel pintar dan konsol game genggam, anak-anak juga bisa mengakses permainan dari komputer atau televisi, jadi berhati hatilah untuk tidak meletakkan komputer atau televisi di kamar tidur.
 
Temukan aktivitas menyenangkan lainnya
 
Setelah satu jam bermain, ajaklah anak Anda bersepeda keliling rumah atau berolahraga sore. Tujuannya tunggal agar anak tidak bosan dan terus mengingat permainan tersebut. Pada dasarnya, ajaklah anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang benar-benar mereka sukai.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah