Pada dasarnya, kanker serviks berkembang dari perubahan sel-sel pada leher rahim yang disebabkan oleh infeksi virus HPV. Saat ini, tes Papsmear digunakan secara luas untuk mendeteksi perubahan sel-sel prakanker atau kanker itu sendiri.
Baca Juga: WAJIB TAHU Perbedaan Tumor dan Kanker: Mengenal Karakteristik yang Penting
Namun, metode ini memerlukan pengambilan sampel langsung dari leher rahim, yang dapat menjadi tidak nyaman bagi beberapa wanita dan memerlukan kunjungan ke dokter yang terlatih.
Penemuan Baru
Peneliti telah menemukan bahwa sel-sel yang dilepaskan dari kanker serviks dapat ditemukan dalam urin wanita yang terinfeksi HPV. Ini membuka pintu untuk pengembangan tes non-invasif yang dapat digunakan untuk mendeteksi kanker serviks dengan lebih mudah dan lebih murah. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa tes urine ini memiliki tingkat akurasi yang menggembirakan, menjadikannya kandidat yang menarik untuk pemeriksaan skrining kanker serviks di masa depan.
Cara Kerja Tes Urine untuk Deteksi Kanker Serviks
-
Pengumpulan Sampel: Prosedur pengumpulan sampel urine relatif sederhana dan tidak menyakitkan. Wanita hanya perlu mengumpulkan sedikit urine di wadah steril.
-
Pemrosesan Sampel: Di laboratorium, sampel urine akan diproses untuk mengekstraksi dan memeriksa sel-sel yang dilepaskan dari leher rahim. Metode analisis yang digunakan dapat bervariasi, tetapi umumnya melibatkan teknik-teknik biokimia dan biologi molekuler.
-
Deteksi DNA HPV: Salah satu pendekatan yang umum digunakan adalah deteksi DNA dari virus HPV dalam sampel urine. Kehadiran HPV dalam urine dapat menunjukkan infeksi virus yang berhubungan dengan kanker serviks.
-
Pemeriksaan Sel Kanker: Selain deteksi DNA HPV, penelitian juga mengeksplorasi kemungkinan langsung memeriksa sel-sel kanker dalam sampel urine. Ini dilakukan dengan menganalisis karakteristik morfologi dan genetik dari sel-sel yang ditemukan.
Editor: Adrianus T. Jaya