Fakta atau Mitos, Kortikosteroid Tetes Mata Sebabkan Penyakit Glaukoma

- 24 November 2023, 13:26 WIB
Foto: Fakta atau Mitos, Kortikosteroid Tetes Mata Sebabkan Penyakit Glaukoma
Foto: Fakta atau Mitos, Kortikosteroid Tetes Mata Sebabkan Penyakit Glaukoma /

OKE FLORES.COM - Mata sering kotor karena polusi udara tinggi di kota. Namun, membersihkan mata terlalu sering dengan sapu tangan, tisu, atau obat tetes mata juga tidak baik karena dapat menyebabkan infeksi.

Mata yang sering terpapar polusi sering mengalami infeksi dan bahkan meradang. Namun, salah satu tanda glaukoma sekunder adalah infeksi sering.

Sering menggunakan obat tetes mata memperparah keadaan. khususnya yang mengandung steroid.

Baca Juga: 4 Jenis Pengobatan Glaukoma yang Bisa Kembalikan Fungsi Mata

Amankah penggunaan kortikosteroid sebagai obat tetes mata? 

Untuk mengatasi peradangan dan iritasi mata, obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid atau steroid biasanya aman.

Mengutip Hallo Sehat, Jumat 24 November 2023, Kortikosteroid sendiri terdiri dari berbagai jenis, beberapa di antaranya tersedia sebagai obat tetes mata.

  • Deksametason.
  • Hidrokortison.
  • Prednisolon.

Obat kortikosteroid tetes mata bekerja dengan cara yang mirip dengan hormon alami tubuh yang dapat mengubah sistem kekebalan untuk mengurangi gejala peradangan.

Obat ini dapat membantu mata yang merah, terbakar, dan bengkak.

Mata dapat mengalami gejala tersebut setelah jaringan mata rusak karena cedera, operasi, alergi, infeksi, masuknya benda asing ke dalam mata, atau paparan bahan kimia, panas, atau radiasi.

Meskipun demikian, Anda biasanya harus mematuhi semua anjuran yang diberikan oleh dokter atau apoteker saat menggunakan obat tetes yang mengandung kortikosteroid agar obat tersebut aman untuk digunakan.

Dosis, jangka waktu, dan kapan obat digunakan harus diikuti.

Baca Juga: Mendadak Pandangan Gelap Saat Berdiri Terlalu Cepat

Apakah tetes mata kortikosteroid bisa menyebabkan glaukoma?

Jika digunakan terlalu lama atau dalam dosis yang terlalu tinggi, obat tetes mata kortikosteroid diketahui dapat menyebabkan penyakit glaukoma.

Glaukoma yang disebabkan oleh obat tetes mata yang mengandung steroid termasuk glaukoma jenis sekunder atau glaukoma yang muncul sebagai efek samping atau komplikasi dari kondisi medis lain.

Sebenarnya, glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang disebabkan oleh tekanan tinggi pada bola mata.

Peningkatan tekanan bola mata biasanya terjadi antara 3 dan 6 minggu setelah penggunaan obat kortikosteorid luar (topikal).

Namun, respons tubuh terhadap obat kortikosteroid pada anak-anak bisa terjadi lebih cepat, sekitar beberapa hari setelah pemberian pertama.

Namun, risiko glaukoma akibat obat akan berkurang jika Anda mengikuti semua saran dokter dan apoteker.

Bagaimana glaukoma akibat kortikosteroid bisa terjadi?

Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Gordon dan McLean menemukan risiko glaukoma akibat penggunaan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid.

Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan obat kortikosteroid dapat menyebabkan glaukoma melalui peningkatan tekanan intraokular (TIO).

Ada laporan bahwa penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan peningkatan tekanan bola mata dan pelebaran pupil mata.

Anda juga berisiko mengalami glaukoma jika kondisi ini terus-menerus terjadi.

Pada penelitian lain, obat tetes mata dengan kortikosteroid dapat menyebabkan glaukoma pada 2,8% orang yang mengalami IOP.

Setiap jenis kortikosteroid memiliki kemungkinan yang berbeda untuk meningkatkan tekanan intraokular.

Jika dibandingkan dengan fluorometholone, hidrokortison, dan rimexolone, obat tetes mata yang mengandung deksametason atau prednisolon diketahui memiliki potensi lebih tinggi untuk menyebabkan trombosit intraokular (TIO).

Pada umumnya, glaukoma yang disebabkan oleh kortikosteroid tidak menunjukkan gejala yang khas. Namun, gejala glaukoma pada anak-anak mungkin lebih parah dibandingkan pada orang dewasa.

Jika tidak diobati dan berlanjut ke fase lanjut, gejala dapat berupa gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Oleh karena itu, deteksi dini dapat dilakukan dengan memantau tekanan bola mata secara teratur selama penggunaan kortikosteroid.

Siapa saja yang paling berisiko kena glaukoma akibat kortikosteroid?

Semua orang yang menggunakan obat tetes mata kortikosteroid yang tidak sesuai dengan anjuran pakai berisiko mengalami glaukoma.

Namun, jika Anda memiliki kondisi berikut ini, Anda berisiko lebih tinggi mengalami glaukoma akibat obat kortikosteroid.

  • Glaukoma sudut terbuka primer.
  • Minus mata yang tinggi (di atas minus 6).
  • Penyakit diabetes melitus.
  • Penyakit rematik.
  • Riwayat peningkatan tekanan intraokular sebelumnya atau pada anggota keluarga Anda.
  • Berusia sangat muda (kurang dari 6 tahun) atau lebih tua.
  • Penyakit jaringan ikat.
  • Keratoplasti penetrasi, terutama pada mata dengan distrofi endotel Fuchs atau keratoconus.

Bisakah glaukoma akibat kortikosteroid disembuhkan?

Tekanan intraokular yang meningkat yang disebabkan oleh obat kortikosteroid biasanya akan kembali normal setelah penggunaan obat dihentikan.

Namun demikian, jangan hentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu.

Kelainan saraf mata glaukoma, sayangnya, tidak dapat disembuhkan.

Tujuan pengobatan pasien glaukoma adalah untuk menjaga saraf mata yang masih baik dan mencegah kebutaan.

Glaukoma akibat kortikosteroid, salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan, sebenarnya dapat dicegah dengan tidak menggunakan obat tetes mata yang mengandung kortikosteroid di luar arahan dan pengawasan dokter spesialis mata.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah