Kenali Bahaya Penyakit Tipes Serta Pemicunya

- 25 November 2023, 21:30 WIB
Foto: Kenali Bahaya Penyakit Tipes Serta Pemicunya
Foto: Kenali Bahaya Penyakit Tipes Serta Pemicunya /

OKE FLORES.COM - Seringkali orang menyebut tipes dan tifus sama, padahal keduanya berbeda. Bakteri Salmonella typhi berasal dari makanan atau minuman yang tidak bersih, yang menyebabkan penyakit tipe atau demam tifoid.

Penyakit tipes sendiri dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa, terutama mereka yang kurang imunitas. Apa tanda dan gejala tipes yang harus diwaspadai? Bagaimana cara menangani masalah ini?

Apakah penyakit tifus bisa kambuh?

Baca Juga: Kupas Tuntas Penyebab dan Gejala Diare Pada Bayi dan Anak

Infeksi usus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dikenal sebagai tifus. Gejalanya termasuk demam tinggi, sakit kepala, sakit perut, kelelahan, sembelit, atau diare.

Penyaikit ini sering menyerang anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa, terutama jika mereka minum air mentah atau makanan mentah yang tidak dicuci bersih.

Dokter akan memberikan antibiotik untuk tipes agar segera sembuh. Antibiotik ini membunuh bakteri atau mencegahnya berkembang biak dan menyebar, sehingga dapat menyembuhkan tifus.

Tidak seperti cacar, yang datang sekali seumur hidup. Setelah pemulihan awal, 5% hingga 10% pasien yang menerima pengobatan antibiotik dapat mengalami kekambuhan penyakit tifus. Kekambuhan biasanya terjadi setelah satu minggu pengobatan dihentikan. Selain itu, beberapa orang kembali sakit pada hari ketujuh puluh setelah pengobatan dihentikan.

Kenapa penyakit tifus (tipes) bisa kambuh?

Tifus dapat disembuhkan, tetapi penyakit ini juga bisa kembali muncul. Ini bisa terjadi karena bakteri yang menyebabkan tifus kembali menyerang orang yang sudah sembuh.

Bakteri ini dapat masuk ke tubuh melalui berbagai cara, tetapi yang paling umum adalah transmisi fekal-oral, yang berarti bahwa orang yang sakit dapat menyebarkan infeksi ke mulut orang lain yang sehat melalui feses mereka. Ketika orang yang sakit tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar, mereka dapat menyebarkan penyakit tersebut. Selanjutnya, ia membuat makanan untuk orang yang sehat.

Baca Juga: Gangguan Mental Sebabkan Gagap, Benarkah?

Dalam beberapa kasus, meminum air yang tercemar juga dapat menyebabkan infeksi, seperti minum air mentah yang penuh dengan bakteri atau jajan sembarangan.

Selain itu, orang yang membawa bakteri typhoid (pembawa bakteri) juga dapat mendapat tifus. Setelah pengobatan antibiotik, beberapa orang yang sembuh dari tifus masih memiliki bakteri di dalam tubuh mereka, menurut Mayo Clinic. Orang-orang inilah yang disebut sebagai orang yang membawa typhoid.

Meskipun bakterinya ada di dalam tubuhnya, mereka tidak menunjukkan gejala tifus. Mereka tetap mengeluarkan bakteri dalam fesesnya dan dapat menginfeksi orang lain. Kelelahan atau mengonsumsi makanan yang tidak bersih meningkatkan kemungkinan orang dengan kondisi ini mengalami tifus lagi.

Pengobatan yang tidak tuntas adalah risiko lain yang dapat menyebabkan penyakit tifus (tipes) kambuh lagi. Sebagai ilustrasi, dia berhenti mengonsumsi antibiotik karena merasa kondisinya sudah lebih baik.

Obat antibiotik harus diminum setiap hari, tidak seperti obat demam yang hanya diambil ketika gejala muncul. Berhenti menggunakan antibiotik tanpa persetujuan dokter karena dapat menyebabkan beberapa bakteri bertahan hidup dan menginfeksi kembali.

Penanganan penyakit tifus yang kambuh

Pengobatan demam tifoid yang kambuh sebenarnya tidak berbeda dengan pengobatan saat penyakit pertama kali muncul. Karena antibiotik membunuh bakteri dengan baik, pengobatannya berpusat pada antibiotik.

Mengutip Hallo Sehat, Sabtu 25 November 2023, berikut ada beberapa obat tifus yang biasanya dokter resepkan, meliputi:

  • Ciprofloxacin (Cipro). Dokter sering meresepkan obat ini untuk orang dewasa yang tidak hamil. Obat serupa lainnya yang disebut ofloxacin juga dapat digunakan. Sayangnya, banyak bakteri Salmonella typhi tidak lagi rentan terhadap antibiotik jenis ini, terutama strain yang ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Biasanya, antibiotik ini dijadikan pengobatan lini pertama.
  • Azitromisin (Zitromaks). Jika bakteri resisten terhadap ciprofloxacin, barulah dokter meresepkan obat azitomycin.
  • Ceftriaxone. Antibiotik suntik ini merupakan alternatif pada infeksi yang lebih rumit atau serius dan untuk orang yang mungkin bukan kandidat untuk ciprofloxacin, seperti anak-anak.

Antibiotik masing-masing memiliki tingkat keefektifan dan efek samping yang berbeda. Sebelum Anda menggunakan obat, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter Anda.

Kasus resistensi antibiotik sangat umum pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Misalnya, tifus yang kambuh karena pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan resistensi antibiotik.

Jika obat lain tidak cukup efektif untuk mengobati tifus, pasien dengan kondisi ini mungkin disarankan untuk menggunakan antibiotik yang berbeda daripada yang digunakan sebelumnya untuk membunuh bakteri.

Kecepatan pemulihan tubuh dari tifus tidak hanya bergantung pada minum antibiotik; perawatan di rumah, seperti mengonsumsi makanan yang tepat saat tifus, istirahat yang cukup, mengonsumsi lebih banyak air putih, dan meningkatkan kebersihan, juga sangat penting.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah