Sikap Defensif Pertahanan Diri yang Berdampak Negatif, Salah Satunya Konflik yang Meningka

- 12 Desember 2023, 09:58 WIB
Kritikan hanya membuat pasangan kecewa dan berskala lebih defensif.
Kritikan hanya membuat pasangan kecewa dan berskala lebih defensif. /Unsplash/Afif Kusuma

OKE FLORES.COM - Sikap defensif adalah respons alami manusia terhadap kritik, pendapat, atau situasi yang dirasa mengancam atau menyerang.

Ini sering kali menjadi cara untuk melindungi diri dari rasa tidak nyaman atau terancam, namun, jika terus-menerus dilakukan, sikap ini dapat berdampak negatif, baik pada individu maupun hubungan interpersonalnya.

Dampak Negatif Sikap Defensif

  1. Kegagalan dalam Komunikasi: Ketika seseorang bersikap defensif, komunikasi menjadi terhambat. Mereka mungkin lebih fokus pada membela diri daripada mendengarkan dengan baik. Ini mempersulit pertukaran ide dan gagasan yang sehat.

  2. Kerugian dalam Pertumbuhan Pribadi: Sikap defensif sering kali menghalangi pertumbuhan pribadi. Seseorang mungkin sulit menerima kritik konstruktif dan menolak masukan yang sebenarnya dapat membantu perkembangannya.

  3. Konflik yang Meningkat: Respons yang defensif sering kali memicu konflik. Ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, baik dalam hubungan pribadi, profesional, maupun sosial. Ketika seseorang selalu berada dalam posisi bertahan, hubungan menjadi sulit untuk berkembang.

  4. Kerusakan pada Hubungan: Sikap defensif dapat merusak hubungan. Saat seseorang terlalu defensif, hal ini bisa membuat orang lain merasa tidak dihargai, dipahami, atau didengarkan. Hubungan yang sehat membutuhkan kejujuran, keterbukaan, dan keterimaan terhadap sudut pandang orang lain.

  5. Kesulitan Memecahkan Masalah: Respons yang defensif dapat menghambat kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ketika seseorang tidak terbuka terhadap masukan atau sudut pandang lain, mereka mungkin kehilangan kesempatan untuk melihat solusi yang lebih baik.

Cara Mengatasi Sikap Defensif

  1. Praktek Keterbukaan: Cobalah untuk memahami bahwa kritik atau masukan tidak selalu merupakan serangan. Latih diri untuk menerima masukan dengan keterbukaan tanpa langsung merasa terancam.

  2. Mendengarkan Aktif: Praktek mendengarkan dengan baik sebelum merespons. Hal ini memungkinkan untuk memahami sudut pandang orang lain sebelum merasa perlu membela diri.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Halosehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x