Organisasi WHO Mengatakan Hampir 40 juta Anak di Dunia Terancam Penyakit Campak

- 24 Januari 2023, 10:06 WIB
Organisasi WHO Mengatakan Hampir 40 juta Anak di Dunia Terancam Penyakit Campak
Organisasi WHO Mengatakan Hampir 40 juta Anak di Dunia Terancam Penyakit Campak /Pixabay/

Okeflores.com- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memberikan peringatan akan kenaikan kasus campak itu pada artikel yang dimuat di situs resminya November 2022.

Data sejak 2021 sudah menunjukkan bahwa hampir 40 juta anak di dunia terancam oleh penyakit campak karena tidak mendapatkan vaksinasi campak karena kondisi pandemi Covid-19.

Melansir Pikiran rakyat.com, Data itu menunjukkan bahwa ada 25 juta yang tidak mendapatkan vaksinasi campak dosis 1 dan ada 14,7 juta anak yang terlewat mendapatkan vaksinasi dosis 2.

Baca Juga: Kepala Staf Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Sebut Campak Manular Karena Kekebalan Tubuh Menurun

Kondisi itu berdampak pada kemunduran yang signifikan dalam upaya global untuk mengentaskan campak.

ada 2021 saja, WHO memprediksi ada 9 juta kasus dengan 128.000 kematian karena campak di seluruh dunia. Penurunan cakupan vaksinasi, kekebalan campak yang melemah, dan penundaan vaksinasi akibat pandemi Covid-19, dan akhirnya muncullah Kejadian Luar Biasa (KLB) di 2022 yang membutuhkan perhatian serius dari setiap negara.

"Paradoks dalam pandemi ini adalah, di saat vaksinasi Covid-19 bisa digencarkan dalam waktu yang sangat cepat dalam sejarah kampanye vaksinasi, tapi program imunisasi rutin terdisrupsi sangat berat, dan jutaan anak-anak terlewat untuk mendapatkan vaksinasi yang menyelamatkan hidupnya dari penyakit campak yang mematikan," kata Director-General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: Pakar Hukum Tata Negara Sebut Perpanjangan Jabatan Kepala Desa Sarat Kepentingan Politik 2024

Data WHO sebelum pandemi menunjukkan bahwa vaksinasi campak berhasil menurunkan angka kematian sampai 73% selama tahun 2000-2018. Selama kurun waktu itu, ada sekitar 23,2 juta kematian yang bisa dicegah karena anak-anak sudah mendapatkan vaksinasi.

Pada tahun 2018, sebanyak 86% anak di seluruh dunia mendapatkan dosis pertamanya pada saat usia 1 tahun melalui layanan kesehatan rutin. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2000 yang cakupan vaksinasinya mencapai 72%.

"Mengembalikan program imunisasi ke jalurnya adalah sangat penting. Di balik setiap laporan statistik, ada anak yang berisiko terhadap penyakit yang sebenarnya bisa dicegah," tutur Tedros.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan menyatakan, KLB campak di Indonesia hingga Desember 2022 di 31 Provinsi. Ada lebih dari 3.000 kasus tepatnya 3.341 kasus campak sepanjang 2022 yang tersebar di 31 provinsi tersebut.

Baca Juga: Nenek Ngemis Online Asal Lombok Tengah Diberi Bantuan Usaha Modal

Kemunculan KLB campak ini patut dicurigai sebagai salah satu dampak dari pandemi Covid-19 yang membuat pemberian imunisasi bagi anak-anak tertunda.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan baru 63,17 persen anak Indonesia yang berusia 12-23 bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap (IDL). Angka tersebut hanya naik 2,08 persen dibandingkan tingkat imunisasi pada 2021 yakni 61,09 persen.

Hal ini juga sejalan dengan pendapat sejumlah ahli kesehatan yang menyatakan proses imunisasi dasar bagi bayi dan balita sempat “terdisrupsi” selama pandemi akibat tenaga kesehatan yang kewalahan menangani banyaknya kasus Covid-19.

Karena pandemi, sejumlah orangtua juga memilih untuk menunda pemberian imunisasi bagi anak-anaknya.***

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x