Pada tahap berikutnya, infeksi semakin parah dan masuk ke kondisi AIDS, ada banyak gejala yang muncul seperti demam berkepanjangan bahkan bisa sampai lebih dari 10 hari, tubuh selalu merasa lemah dan tidak berdaya, kesulitan bernapas, gangguan diare kronis yang berlangsung dalam waktu lama, mudah terkena infeksi jamur di mulut, tenggorokan, dan alat kelamin, dan yang terakhir berat badan turun drastis karena hilangnya nafsu makan.
Jika tidak ditangani segera, HIV dapat berkembang menjadi stadium akhir, yaitu AIDS, kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan infeksi yang masuk.
Perbedaan HIV dan AIDS
Dikutip dari laman web Siloam Hospital, perbedaan HIV dan AIDS terletak pada konteksnya. HIV adalah virus yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah kondisi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penurunan kekebalan tubuh.
Dengan demikian, HIV merupakan virus yang bisa mengakibatkan AIDS. Inilah beberapa faktor
Risiko yang bisa memincu penularan HIV:
Gonta-ganti pasangan seksual serta tak menggunakan alat kontrasepsi
Menggunakan jarum suntik bersamaan atau yang telah dipakai orang lain
Transfusi darah yang alatnya tidak steril
Mengidap penyakit menular seksual
Seseorang dapat tertular HIV lantaran adanya kontak dengan cairan tubuh penderita seperti darah, sperma, cairan anus, cairan vagina, serta ASI.
Pemeriksaan
Untuk menjamin apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak, terdapat beberapa tes yang dilakukan untuk mendiagnosis, yaitu tes imunoglobulin, antigen, pemeriksaan sel limfosit T CD4, dan pemeriksaan RNA HIV.
Pengobatan
Sejauh ini belum ditemukan obat untuk mengobati HIV, tetapi pasien yang terinfeksi HIV akan diberikan antiretroviral (ARV) sebagai langkah pengobatan. Selama secara rutin mengonsumsi ARV, perkembangan virus HIV akan melambat.
ARV bekerja dengan mengurangi jumlah virus HIV sehingga tidak berkembang biak dalam tubuh. Orang dengan HIV/AIDS dapat menjalani kehidupan yang serupa dengan orang sehat.