Kenali Risiko Gejala dan Pengobatan HIV dan HIV

- 3 Agustus 2023, 10:28 WIB
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperluas tes HIV/AIDS
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperluas tes HIV/AIDS /www.huffpost.com

OKE FLORES.com - HIV atau virus imunodefisiensi manusia menjadi penyakit yang begitu ditakuti. Bila tak mendapat penanganan, penyakit tersebut bisa mencapai stadium akhir, membuat tubuh penderitanya mengalami berbagai gangguan kesehatan karena sistem kekebalan tubuhnya sangat lemah.

Tak sedikit masyarakat yang belum mengetahui apa itu HIV dan AIDS atau sindrom kekurangan kekebalan tubuh yang diperoleh. Berikut penjelasan lengkap HIV dan AIDS, mulai dari risiko, gejala, dan cara penanganannya.

Apa itu HIV dan apa perbedaannya dengan AIDS?

Melansir Pikiran-Rakyat.com Kamis 3 Agustus 2023, HIV merupakan virus penyebab yang bisa menyebabkan penurunan kekuatan sistem imun tubuh individu yang terinfeksi, sebab virus tersebut menghancurkan sel-sel vital yang melawan penyakit dan infeksi. Saat ini tidak ada obat yang berhasil untuk HIV. Namun dengan perawatan medis yang sesuai, dapat dikontrol.

Baca Juga: Kuasa Hukum PDIP Konfirmasi Terkait Kasus Rocky Gerung

Gejala

Kebanyakan orang memiliki gejala mirip flu dalam dua sampai empat pekan setelah infeksi. Gejala tersebut bisa berlangsung selama beberapa hari atau beberapa pekan.

Namun, memiliki gejala serupa flu saja tidak berarti terinfeksi virus HIV, karena ada penyakit lain yang dapat menyebabkan gejala tersebut. Bahkan, beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun. Untuk mengetahui apakah terinfeksi atau tidak, perlu dilakukan tes.

Ketika seseorang baru terinfeksi virus ini, pada tahap awal mudah mengalami gejala seperti flu, demam, sakit tenggorokan, timbul ruam, dan nyeri otot. Kemudian, gejala yang muncul sama seperti tahap awal, biasanya berlangsung selama sekitar 10 tahun.

Pada tahap berikutnya, infeksi semakin parah dan masuk ke kondisi AIDS, ada banyak gejala yang muncul seperti demam berkepanjangan bahkan bisa sampai lebih dari 10 hari, tubuh selalu merasa lemah dan tidak berdaya, kesulitan bernapas, gangguan diare kronis yang berlangsung dalam waktu lama, mudah terkena infeksi jamur di mulut, tenggorokan, dan alat kelamin, dan yang terakhir berat badan turun drastis karena hilangnya nafsu makan.

Jika tidak ditangani segera, HIV dapat berkembang menjadi stadium akhir, yaitu AIDS, kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan infeksi yang masuk.

Perbedaan HIV dan AIDS

Dikutip dari laman web Siloam Hospital, perbedaan HIV dan AIDS terletak pada konteksnya. HIV adalah virus yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah kondisi gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penurunan kekebalan tubuh.
Dengan demikian, HIV merupakan virus yang bisa mengakibatkan AIDS. Inilah beberapa faktor

Risiko yang bisa memincu penularan HIV:

Gonta-ganti pasangan seksual serta tak menggunakan alat kontrasepsi
Menggunakan jarum suntik bersamaan atau yang telah dipakai orang lain
Transfusi darah yang alatnya tidak steril
Mengidap penyakit menular seksual
Seseorang dapat tertular HIV lantaran adanya kontak dengan cairan tubuh penderita seperti darah, sperma, cairan anus, cairan vagina, serta ASI.

Pemeriksaan

Untuk menjamin apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak, terdapat beberapa tes yang dilakukan untuk mendiagnosis, yaitu tes imunoglobulin, antigen, pemeriksaan sel limfosit T CD4, dan pemeriksaan RNA HIV.

Pengobatan

Sejauh ini belum ditemukan obat untuk mengobati HIV, tetapi pasien yang terinfeksi HIV akan diberikan antiretroviral (ARV) sebagai langkah pengobatan. Selama secara rutin mengonsumsi ARV, perkembangan virus HIV akan melambat.

ARV bekerja dengan mengurangi jumlah virus HIV sehingga tidak berkembang biak dalam tubuh. Orang dengan HIV/AIDS dapat menjalani kehidupan yang serupa dengan orang sehat.

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiranrakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah