6 Fakta Penting Soal Dana Makan Siang & Susu Gratis Prabowo-Gbiran

- 27 Februari 2024, 10:29 WIB
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan pidato dalam acara pemantauan hasil hitung cepat atau quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Prabowo-Gibran menggelar pidato kemenangan usai sejumlah lembaga survei menempatkan capres-cawapres nomor urut 2 unggul atas dua pesaingnya dengan perolehan suara 51 persen - 60 persen.
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan pidato dalam acara pemantauan hasil hitung cepat atau quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). Prabowo-Gibran menggelar pidato kemenangan usai sejumlah lembaga survei menempatkan capres-cawapres nomor urut 2 unggul atas dua pesaingnya dengan perolehan suara 51 persen - 60 persen. /ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU/ANTARA FOTO

Data Penerima Sudah Ada: Pemerintah telah memiliki data penerima program makan siang gratis, yang diambil dari program-program sebelumnya di Kementerian Kesehatan.

Detail mengenai penerima dan besaran anggaran masih dalam proses kajian lebih lanjut. 

Menu Diserahkan ke Daerah: Detail menu makan siang gratis akan diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing, dengan tetap memperhatikan anggaran sebesar Rp 15.000 per anak.

Berapa Total Anggaran Negara?

Menurut Budiman Sudjatmiko, Dewan Pakar TKN, diperlukan 6,7 juta ton beras, 1,2 juta ton daging ayam, 500.000 ton daging sapi, 1 juta ton daging ikan, dan 4 juta liter susu sapi segar setiap tahun.

Menurut Budiman Sudjatmiko dalam keterangannya kepada media, kebutuhan pembiayaan sebesar Rp100 triliun hingga Rp120 triliun pada tahun pertama program dimulai memerlukan setidaknya Rp50 triliun hingga Rp60 triliun.

Ini disebabkan oleh fakta bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan koperasi akan bersatu untuk menyediakan pasokan khusus yang diperlukan untuk program ini.

Menurut Esther Sri Astuti, ekonom Indef, akan memakan waktu yang lama untuk mencapai tujuan yang disampaikan.

Jika program ini segera dimulai, kemungkinan besar pendanaannya akan bergantung pada APBN.

Esther berpendapat bahwa ruang fisik yang tersedia sangat terbatas.

Program ini telah menyebabkan defisit APBN 2024 sebesar Rp347,6 triliun. Sementara rasio pajak telah menurun selama sepuluh tahun terakhir, utang Indonesia telah mencapai 38% dari PDB. Jika program makan siang gratis berjalan penuh, akan membutuhkan anggaran Rp450 triliun, atau 13,5 persen dari APBN 2014, yang berjumlah Rp3.325 triliun.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah