Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Terus Memantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global

- 18 Maret 2024, 14:25 WIB
Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Terus Memantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global
Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Terus Memantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global /Dok. Kementerian Keuangan/

OKE FLORES.COM - Dalam menjaga perekonomian Indonesia, pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Neraca perdagangan Indonesia melanjutkan surplus sebesar USD0,87 miliar pada bulan Februari.

Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia dari Januari hingga Februari 2024 mencapai USD2,87 miliar.

Baca Juga: Berapakah Biaya Pendaftaran UTBK SNBT 2024? Buruan Cek Informasinya

“Berlanjutnya surplus neraca perdagangan mencerminkan posisi eksternal Indonesia yang masih cukup resilien di tengah gejolak perekonomian global yang masih tinggi. Kendati demikian, pemerintah akan terus mengantisipasi risiko global yang ada untuk memitigasi dampaknya pada ekonomi nasional,” kata Febrio.

Nilai ekspor Indonesia pada Februari 2024 turun 9,45%, mencapai 19,31 miliar USD. Ekspor nonmigas turun 10,15% (yoy), yang terutama disebabkan oleh penurunan ekspor batubara, besi, baja, dan minyak sawit.

Moderasi harga komoditas dan penurunan volume perdagangan global menjadi penyebab menurunnya ekspor nonmigas Indonesia.

Secara sektoral, ekspor produk industri pengolahan turun 11,49% (yoy), serta ekspor pertambangan dan lainnya turun 7,54% (yoy). 

Sebaliknya, ekspor pertanian tumbuh 16,91% (yoy). Secara keseluruhan, ekspor dari Januari hingga Februari 2024 mencapai total USD39,80 miliar.

Di sisi lain, impor Indonesia di bulan Februari 2024 tercatat sebesar USD18,44 miliar, tumbuh 5,84 persen (yoy). Peningkatan impor didorong oleh sektor nonmigas yang tumbuh 14,42 persen (yoy) dan sektor migas sebesar 23,82 persen (yoy).

Peningkatan impor juga dipengaruhi oleh kenaikan impor komoditas utama seperti bahan baku plastik, mesin/peralatan mekanis, dan mesin/perlengkapan elektrik.

Dari sisi penggunaan, peningkatan impor terutama berasal dari impor barang konsumsi sebesar 36,49 persen (yoy), barang modal sebesar 18,52 persen (yoy), dan impor bahan baku/penolong sebesar 12,82 persen (yoy).

“Tren peningkatan impor di awal tahun 2024 menjadi sinyal membaiknya aktivitas ekonomi domestik,” ujar Febrio.

Sementara itu, impor nonmigas masih didominasi oleh Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan share masing-masing sebesar 38,29 persen; 7,54 persen; dan 6,44 persen.

Secara kumulatif, total impor Indonesia pada periode Januari hingga Februari 2024 mencapai USD39,93 miliar.

“Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional dan menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama,” kata Febrio.***

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah