Network
OKE FLORES.com - Seorang pakar mobil dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu menilai industri mobil sebagai salah satu sektor yang paling relevan untuk mengadopsi energi terbarukan.
"Pemanfaatan energi terbarukan dalam industri otomotif adalah langkah sangat relevan yang sedang digencarkan saat ini. Industri otomotif saat ini sedang bertransformasi menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan berkinerja tinggi," kata Yannes melalui pesan singkat kepada ANTARA, Kamis, dilansir dari antaranews.com, Sabtu, 19 Agustus 2023.
Salah satu komponen solusi mobilitas berkelanjutan adalah kendaraan listrik, yang membutuhkan energi terbarukan untuk mengisi baterai. Yannes menilai bahwa dengan menggunakan energi terbarukan seperti air atau surya untuk mengisi baterai kendaraan listrik, Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi dan mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil.
Baca Juga: Nissan Terus Mengembangkan Teknologi e-POWER untuk Lebih Ramah Lingkungan
Yannes menyatakan bahwa penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi secara bertahap 61% sumber daya listrik dari pembangkit tenaga uap batu bara yang berbahaya.
"(Pemanfaatan energi terbarukan) mengurangi secara perlahan 61 persen sumber listrik Indonesia dari PLTU batu bara yang walaupun murah, tetapi, sangat polutif, yang tampaknya tidak sejalan dengan logika tujuan pengembangan EV (kendaraan listrik) jika ditujukan sebagai kendaraan bersih polusi tersebut," ujar Yannes.
Dia mengatakan bahwa pendekatan paling ekonomis untuk mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dapat mencakup beberapa langkah transisi jangka panjang, seperti secara bertahap menurunkan kapasitas pembangkit listrik batu bara dan menggantinya dengan sumber energi terbarukan. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan sumber energi terbarukan alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan.
Karena mengganti batu bara sebagai sumber energi di fasilitas pembangkit listrik merupakan proses yang menantang, Yannes menyatakan bahwa penerapan strategi tersebut membutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat umum.
