Anda harus memastikan bahwa alamat email perusahaan dan masing-masing perekrut memiliki nama domain resmi untuk kantor yang diinginkan.
Juga, periksa nomor telepon yang dimasukkan dalam informasi pekerjaan online. Dalam kasus kontradiksi atau ambiguitas, disarankan untuk berhati-hati.
4. Pertimbangkan wawancara pribadi
Cobalah untuk melakukan wawancara tatap muka dengan perusahaan atau perekrut sebelum menerima pekerjaan. Langkah ini merupakan upaya Anda untuk memverifikasi keberadaan instansi terkait dan mendapatkan pemahaman langsung tentang lingkungan kerja dan operasional perusahaan.
Jika perusahaan menolak wawancara pribadi atau hanya komunikasi online, Anda harus mengetahui keaslian penawaran tersebut.
5. Waspadai penawaran yang terlalu ramah
Baca Juga: Sri Mulyani dan Menpan RB: Kenaikan Gaji Untuk PNS
Jika sebuah perusahaan membuat tawaran pekerjaan yang kedengarannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, itu mungkin penipuan.
Scammers biasanya menjanjikan promosi cepat, gaji tinggi atau keuntungan luar biasa untuk menarik perhatian calon korban. Sebaiknya Anda mencoba meriset gaji dan tunjangan yang sesuai dengan posisi yang Anda lamar.
6. Jangan membagikan informasi pribadi yang sensitif
Anda harus menghindari memberikan informasi pribadi yang sensitif, seperti nomor jaminan sosial, nomor kartu kredit, atau informasi rekening bank, kepada pihak atau lembaga yang tidak dapat Anda percayai.
Perkembangan teknologi menjadi sumber daya yang meningkatkan penipuan di masyarakat berkedok tawaran pekerjaan, terutama di kalangan pencari kerja.
Oleh karena itu, sikap hati-hati untuk memperhatikan bentuk-bentuk penipuan dalam penawaran pekerjaan yang ditargetkan.***