"Kelas 1 sampai jam (pukul) 10.00, lanjut kelas 2 dari (pukul) 10 jam sampai 12.30," ujar Eti.
Imbasnya, proses belajar menjadi tak maksimal bagi siswa kelas 2 yang datang lebih siang.
Eti berharap, pemerintah segera memperbaiki kerusakan tersebut.
"Jangan seperti sekarang dihare-harekeun (dibiarkan)," ucapnya.
Apalagi kegiatan belajar mengajar dituntut berlangsung secara baik, kondusif, atau tanpa gangguan.
"Bade baik kumaha hujan angin sieun (Bagaimana kegiatan belajar mengajar berlangsung baik, kalau hujan angin saja siswa dan guru ketakutan)," ucapnya, melansir Pikiran-Rakyat.com, Rabu 7 Juni 2023.
Baca Juga: Kedutaan Besar Amerika Serikat Danai 10.000 Pelajar Indonesia ke Amerika Serikat
Hal senada dikemukakan salah satu orang tua murid, Asep Sopian (43).
Warga Nyalindung di RT 03 RW 01 itu mengaku risau saat melepas anaknya berangkat sekolah.
"Hariwang bilih ambruk ka murangkalih (Takut bangunan sekolah ambruk dan menimpa anak saya)," ucapnya.