LMS Indonesia Bentuk KAS Guna Tingkatkan Hasil Pertanian di Kabupaten Ngawi

- 27 Januari 2024, 13:35 WIB
Foto. Dari kiri, Panca Purnawan, Hendro Dwijanarko dan Suharyono
Foto. Dari kiri, Panca Purnawan, Hendro Dwijanarko dan Suharyono /

MADIUN, OKE FLORES.COM – UMKM Lima Mitra Sejahtera (LMS) Indonesia yang berada di Dukuh Kuwek, Desa Tiron, Kecamatan Madiun - Kabupaten Madiun berhasil membentuk dan membina Komunitas Agro Sehat (KAS) yang konsen dalam bidang pertanian di Kabupaten Ngawi.

Pimpinan LMS Indonesia, Suharyono, SP saat ditemui wartawan di kediamannya mengatakan, bahwa ia konsisten dalam mengembangkan pertanian khususnya pembuatan pupuk organik. “Saya bergelut dalam bidang ini sudah dari tahun 2016,“ ungkapnya (Minggu, 21 Januari 2024).

Pria yang akrab dipanggil Hari menceritakan, “Mengapa saya membentuk KAS karena prihatin dengan kondisi para petani. Pertama, masyarakat tani panennya selalu minim; kedua, kurangnya manajemen pada petani karena hasil dari produktivitas dan biaya produksi itu belum dikelola secara bagus; Ketiga, penggunaan pupuk yang berlebih dan pemakaian pestisida yang tidak tepat.”

Baca Juga: Pura Agung Kerta Bhuwana ‘Terjebak’ Tagihan, Ketua PHDI Kabupaten Kediri Disomasi

Dikatakan, dengan latar belakang itu pihaknya bersosialisasi ke masyarakat tani khususnya di Madiun dan Ngawi guna memberi pembelajaran dan belajar bareng tentang penggunaan pupuk kimia secara bijaksana, ramah terhadap lingkungan serta memperhatikan terhadap apa yang dibudidayakan.

Selanjutnya KAS ingin mengubah mindset petani bahwa pupuk bukanlah hal yang utama tetapi kesuburan tanah yang utama. “Kita fokus di kesuburan tanah, karena modal petani itu ya tanah sebagai lahan garapan itu. Selain itu kita juga mendukung program pemerintah terkait pembatasan subsidi pupuk. Menurut saya subsidi pupuk sekarang sudah cukup untuk bercocok tanam terutama padi. Dan itu mungkin sudah melalui riset,” ungkap Hari.

Pihaknya menilai, bisa jadi justru petani yang kurang siap dengan pembatasan pupuk bersubsidi, namun menurut Ketua LMS Indonesia pupuk yang terbatas itu tetap bisa digunakan secara maksimal. “Makanya kita membentuk KAS sebagai sarana bersosialisasi yang menitikberatkan terkait kesuburan tanah. Mengingat kesuburan tanah di Pulau Jawa kurang dari 2%. Jadi penggunaan pupuk sangat berpengaruh, untuk itu memaksimalkan pemakaian pupuk anorganik dan menekan penggunaan pupuk kimia. Artinya tetap menggunakan kimia tetapi sesuai subsidi pemerintah,” terang alumnus Pertanian UNMER Madiun ini.

Hari mengaku bersama KAS telah bersosialisasi hampir seperempat wilayah Kabupaten Madiun dan di wilayah Kabupaten Ngawi hampir 60%. “Di wilayah Ngawi kami masuk sekitar 2012, digandeng almarhum Pak Ngulut dari Dinas Pertanian yang saat itu fokus pada mekanisasi alat pertanian namun juga sharing terkait masalah kesuburan tanah, akhirnya dicoba penggunaan kompos yang kita pandu dalam membuatnya. Kita bantu mikrobanya untuk pembuatan komposnya."

"Selanjutnya kita menemukan satu persoalan di Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar - Ngawi, penggunaan pupuk kimia per hektar mencapai 1,2 – 1,5 ton. Itu komplit, dari urea, NPK, pondska,” bebernya.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x