Efek Negatif Boba bagi Kesehatan

26 Mei 2023, 13:46 WIB
Resep Es Boba Spesial Ramadhan 2023 /YouTube Dapur Lielis

KESEHATAN, OKE FLORES.com - Boba adalah isian berbentuk bulat atau campuran minuman yang terbuat dari tepung tapioka dan pewarna makanan. Boba biasanya dicampur dengan susu, teh atau kopi.

Banyak orang yang menyukai boba karena rasanya yang manis dan kenyal membuat minuman ini semakin menyegarkan. Profesor Zubairi Djoerban menyatakan bahwa boba memiliki sedikit manfaat bagi kesehatan.

Boba mengandung kalori dan karbohidrat yang dapat memberi Anda dorongan energi. Namun, kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Di akun Instagram pribadinya, Zubairi mengatakan bahwa teh, susu, dan kopi adalah minuman sehat, namun tidak sebanding dengan kandungan gulanya.
Ia merekomendasikan untuk memesan minuman rendah gula atau bebas gula jika ingin menggantinya dengan boba.

Baca Juga: Nitrogen Cair di Ciki Ngebul, Sebabkan Radang Dingin

Sejujurnya, itu tidak akan membuat minumannya semenyenangkan dulu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan konsumsi gula tidak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan per hari. Sementara itu, seporsi teh, susu, atau kopi dengan boba rata-rata mengandung lebih dari 50 gram gula.

Zubairi mencontohkan: Satu porsi minuman boba ditambah dua donat coklat mengandung sekitar 24 gram gula.

Apalagi jika gula tambahan berasal dari nasi, kentang, dan makanan lainnya.
Ia menjelaskan, gula harian yang dianjurkan adalah 10 persen dari total energi (200 kkal), atau empat sendok makan (50 gram).

Dua ahun lalu, studi yang dilakukan Departemen Gizi Universitas Ahmad Dahlan Fakultas Kesehatan Masyarakat Yogyakarta (FKM) menunjukkan bahwa satu porsi teh susu kacang mencapai 352 kalori.

Jadi, dengan mengonsumsi satu porsi teh susu kacang, tubuh mengonsumsi 352 kalori, yaitu 100 kalori lebih banyak dari yang disarankan.

Menurut Zubair, kalori menumpuk sebagai lemak. Kelebihan lemak dapat menyebabkan obesitas, penyakit kronis tidak menular yang ditandai dengan indeks massa tubuh (BMI) >25 dan lingkar pinggang >90 pada pria Asia dan >80 pada wanita.

BMI menentukan persentase lemak tubuh dengan mengukur hubungan antara berat badan dan tinggi badan seseorang.

Menurut Departemen Kesehatan pada tahun 2018, satu dari tiga orang dewasa mengalami obesitas dan satu dari lima anak berusia 5 hingga 12 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Baca Juga: Waspada Junk Food Bagi Kesehatan Otak

Di beberapa negara, obesitas telah mencapai proporsi epidemi. Di Jerman, obesitas meningkatkan risiko berkembangnya penyakit lain seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker.

Untuk mencegah penyakit ini, Zubairi menganjurkan untuk menjalani gaya hidup sehat dengan berolahraga 150 menit dalam seminggu, makan buah dan sayur serta mengurangi jumlah minuman dan makanan manis. *** 

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler