Mata Juling Pada Bayi, Penyebab dan Cara Mengatasinya

24 Oktober 2023, 11:33 WIB
Foto: Mata Juling Pada Bayi, Penyebab dan Cara Mengatasinya /

 

OKE FLORES.COM - Saat posisi bola mata tidak selaras atau tidak lurus, baik mengarah ke dalam atau ke luar, disebut juling atau strabismus. Kondisi seperti ini dapat membuat anda tidak fokus. Mata juling dapat berkembang sejak bayi dan balita.

Apa itu mata juling pada bayi?

Orang tua bayi harus tahu tanda-tanda mata juling untuk mengetahuinya. Ini dilakukan untuk memastikan bayi dirawat segera.

Baca Juga: Cuaca Panas Ekstrem, Intip 6 Minuman Pendingin yang Baik Agar Tubuh Sehat dan Terhidrasi

Mengutip Hallo Sehat, Selasa 24 Oktober 2023, berikut ini gejala mata juling pada bayi adalah sebagai berikut:

  • Esotropia (juling ke dalam): salah satu mata menatap lurus, mata yang lain menatap ke arah hidung.
  • Exotropia (juling ke luar): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata lainnya menatap ke arah sisi luar mata.
  • Hypertropia (juling ke atas): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata lainnya menatap ke atas.
  • Hypotropia (juling ke bawah): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata yang lain menatap ke arah bawah.

Baca Juga: Bagaimana Cara Pembayaran m-Paspor? Simak Caranya Berikut Ini, Salah Satunya Pilih Layanan Resmi

Selain itu, strabismus juga dapat dibedakan berdasarkan faktor-faktor berikut:

  • terjadi setiap saat atau hanya pada saat tertentu,
  • juling pada kedua mata atau salah satunya saja, dan
  • juling pada satu mata yang sama atau bergantian.

Gejala mata juling pada bayi

Bayi dengan strabismus mungkin mengalami gejala berikut.

  • Mata yang terlihat tidak sejajar.
  • Mata yang tidak bergerak bersamaan.
  • Sering berkedip atau menyipitkan mata, terutama di bawah sinar matahari terik.
  • Memiringkan kepala untuk melihat sesuatu.
  • Mengalami penglihatan ganda.
Mungkin ada tanda-tanda yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus tentang suatu gejala, dapatkan bantuan medis.

Penyebab mata juling pada bayi

Beberapa faktor mungkin dapat menjelaskan penyebab mata anak menjadi juling, antara lain sebagai berikut.

1. Lemahnya otot mata

Ada enam otot yang mengontrol gerakan mata. Ini adalah otot yang memungkinkan Anda melihat ke arah yang berbeda.
 
Jika salah satu atau lebih otot ini lemah, pergerakan mata akan terganggu dan Anda merasa tidak nyaman.
 
2. Gangguan pada otak
 
Selain kelemahan otot, strabismus pada bayi juga bisa terjadi karena adanya gangguan pada otak anak, seperti Cerebral Palsy atau Cerebral Palsy.
 
Bila anak mengalami kelainan otak, ia mungkin kesulitan mengendalikan gerakan matanya dengan baik.
 
3. Gangguan pada saraf mata
 
Strabismus pada bayi juga bisa terjadi jika terdapat masalah saraf pada salah satu bola matanya.
 
Hal ini membuat mata sulit melihat dengan jelas. Anak-anak akan lebih suka menggunakan mata mana yang dapat melihat lebih baik.
 
Jika kondisi ini terus berlanjut, mata yang jarang digunakan akan mengalami ambliopia atau ambliopia dan akhirnya mengalami strabismus.
 
4. Benturan dan guncangan yang terlalu keras
 
Menurut Royal Children's Hospital di Melbourne, bayi bisa mengalami mata juling jika kepalanya terkena benturan keras.
 
Efek ini berisiko merusak saraf yang mengontrol pergerakan mata.
 
Selain itu, shaken baby syndrome adalah sindrom yang disebabkan oleh menggoyangkan bayi terlalu keras dan juga dapat menyebabkan fenomena tersebut.
 
5. Katarak
 
Katarak tidak hanya terjadi pada orang lanjut usia saja, namun juga bisa terjadi pada usia dini. Katarak pada salah satu mata juga dapat menyebabkan strabismus pada bayi.
 
Katarak yang tidak diobati bahkan bisa menyebabkan kebutaan permanen pada anak.
 
6. Kelahiran prematur
 
Bayi prematur yang lahir di bawah 31 minggu dan berat badan kurang dari 1,25 kg lebih besar kemungkinannya mengalami cacat mata atau retinopati prematuritas (ROP).
 
Selain menyebabkan strabismus, ROP juga dapat menyebabkan rabun jauh, mata malas (ambliopia), ablasi retina, dan glaukoma.
 
7. Tumor
 
Tumor atau tumor di area sekitar mata dapat memberikan tekanan pada bola mata dan mempengaruhi posisinya.
 
Hal ini menyebabkan anak Anda juling, terutama jika ukuran tumornya besar.
 
8. Kanker mata
 
Kanker mata atau retinoblastoma merupakan penyebab mata juling pada bayi baru lahir yang perlu diwaspadai. Selain strabismus, bayi juga akan mengalami gejala leukorea (pupil berwarna putih).
 
Pemeriksaan kesehatan mutlak diperlukan untuk memastikan kondisi ini.

Faktor-faktor yang berisiko menyebabkan mata juling pada bayi

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Ophthalmology, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya strabismus pada bayi, di antaranya sebagai berikut.

  • Riwayat keluarga. Bayi yang terlahir dengan anggota keluarga yang mengalami mata juling juga berisiko mengalami hal yang sama.
  • Ibu merokok saat hamil. Hal ini terjadi karena merokok selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.
  • Gangguan refraksi mata. Ini disebabkan karena anak kesulitan untuk melihat benda dengan jelas pada jarak dekat.
  • Penyakit pada saraf. Bayi yang menderita kelainan genetik seperti Down Syndrome maupun karena cedera, berisiko lebih tinggi mengalami strabismus.

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini?

Faktanya, bayi Anda sesekali terlihat juling selama beberapa bulan pertama setelah lahir adalah hal yang wajar. Namun, saat bayi Anda berusia 4 hingga 6 bulan, matanya sudah mulai lurus.
 
Jika setelah usia tersebut mata anak Anda tampak tidak sejajar atau juling, segera bawa anak Anda ke dokter. Dokter kemudian mungkin akan melakukan pemeriksaan berikut.
  • Pemeriksaan fisik. Melibatkan fokus penglihatan objek dan gerakan mata anak.
  • Tes pencahayaan. Untuk mengamati refleks cahaya pada mata bayi, apakah mata bergerak bersamaan atau tidak.
  • Tes refraksi. Untuk menilai kekuatan lensa mata.
  • Pengukuran sudut juling. Bila terdiagnosis mata juling, dokter akan mengukurnya menggunakan alat khusus, yaitu prisme.

Cara mengatasi mata juling pada bayi

Kebanyakan orangtua tidak menyadari anaknya mengalami strabismus.
Akibatnya, mereka tidak mengupayakan cara untuk mengatasi mata juling pada bayi.
 
Ini karena kondisi ini biasanya baru terlihat saat anak berusia 3—4 tahun.
Padahal, semakin cepat mendapatkan penananganan, kemungkinan sembuh akan semakin besar.
 
Jika kondisi ini sudah terlihat sejak masih berusia 3—6 bulan, dokter akan menyarankan operasi untuk mengobatinya.
 
Kemungkinan keberhasilannya lebih tinggi jika pembedahan dilakukan pada usia ini agar anak dapat melihat ke segala arah.
 
Selain operasi, Anda juga dapat melakukan tindakan berikut untuk mengatasi masalah ini.
 
1. Kacamata
 
Penggunaan kacamata akan membantu anak untuk melihat dengan kedua bola mata sehingga terhindar dari mata malas yang menjadi salah satu penyebab juling.

Beberapa anak dapat menunjukkan kemajuan dengan menggunakan cara ini.
 
2. Penutup mata
 
Jika bayi belum nyaman menggunakan kacamata, dokter mungkin akan memberikan penutup pada mata yang normal. Ini dapat menjadi cara meluruskan mata juling pada bayi.

Cara ini dapat membantu melatih otot mata yang juling agar bisa melihat dan bergerak dengan benar.
 
3. Lensa kontak khusus
 
Cara lain yang mungkin dokter lakukan adalah dengan memasang lensa kontak khusus pada mata yang juling.

Lensa ini didesain lebih tebal dan dapat mencegah pergerakan mata yang tidak normal.

4. Obat tetes mata
 
Terkadang, si Kecil merasa tidak nyaman terhadap sesuatu yang menempel pada tubuhnya seperti kacamata, penutup mata, dan lensa kontak.

Jadi untuk mengobati mata juling pada bayi ini, dokter dapat memberikan obat tetes mata bernama atropine drops.

Tetes mata akan diberikan pada mata yang normal untuk memberikan efek kabur sementara. Ini bertujuan untuk memancing mata yang juling untuk bekerja.
 
Perlu diingat, kemungkinan untuk sembuh lebih tinggi jika Anda segera mengobati mata juling sejak bayi. Upaya pengobatan sebaiknya tidak Anda tunda hingga ia semakin besar.

Melansir Mayo Clinic, strabismus yang tidak diobati hingga usia 8 atau 9 tahun sangat berisiko menyebabkan kebutaan secara permanen.

Untuk mengantisipasi mata juling sejak dini, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan menyeluruh pada si Kecil saat berusia 4 bulan.***
 
 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler