Aceng meninggal seketika dengan tubuhnya yang tergeletak bersimbah darah. Kepalanya hampir pecah akibat benturan keras dengan tanah.
Agus, Toni, dan penduduk sekitar tidak berani menolong Aceng. Mereka memanggil ambulans untuk mengurus jenazahnya.
Pihak fasilitas kesehatan memberikan berita kepada Agus bahwa Aceng telah meninggal akibat trauma kepala yang hebat dan tidak terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Kapal Wisata Milik BPOLBF Tidak Berizin, Marsel Ahang Sebut Direktur BPOLBF Sakit Jiwa
Tiba-tiba mereka semua menyesal karena tidak mempercayai Aceng.
Setelah pemakaman jenazah Aceng, suasana di desa tersebut menjadi gugup dan banyak tindakan teror dilakukan.
Di malam pertama, seorang pedagang makanan yang sedang lewat di depan rumah kontrakan Aceng menerima pesanan Nasi goreng dari beliau.
Setelah pesanan selesai, Aceng tidak mengambilnya.
Baca Juga: Kapal Wisata Milik BPOLBF Tidak Berizin, Marsel Ahang Sebut Direktur BPOLBF Sakit Jiwa