Sejarah Unik Dibalik Pesona Keindahan Sawah Berbentuk Jaring Laba-Laba Manggarai NTT

- 30 Agustus 2023, 13:43 WIB
Pesona Keindahan Sawah  Berbentuk Saring Laba-Laba
Pesona Keindahan Sawah Berbentuk Saring Laba-Laba /

OKE FLORES.com- Keindahan Indonesia memang tak bisa dielakkan dengan pesona alamnya, mulai dari sungai, pegunungan, hingga suasana persawahan seperti Lingko Sawah di Cancar, di wilayah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, penuh dengan persawahan yang menawan.

Berbeda dengan persawahan di daerah lain, persawahan di Lingko mempunyai bentuk yang menarik, bentuk persawahannya seperti halaman web, atau lodok (lapangan yang bagian tengahnya berbentuk lingkaran). Model ini mencakup pemanfaatan tanah masing-masing negara sesuai adat istiadat setempat.

Mengenal Lebih Dekat Sawah Lingko

Orang Manggarai tahu cara bercocok tanam dari gaya hidup nomaden berburu, hingga menjadi pertanian dengan cara menetap. Sejak saat itu, keberadaan lahan pertanian memang peran penting bagi masyarakat Manggarai. Dengan demikian, pembagian lahan pertanian harus berdasarkan adat.

Baca Juga: Resep MudahMembuat Sayur Bening Kelor Labu Kuning yang Sehat

Lingko adalah sistem pembagian sawah dari titik tengah yang disebut lodok. Dari titik tengah inilah garis panjang ditarik ke bidang terluar yang dikenal sebagai cicing. Polanya kecil di bagian dalam dan besar di bagian luar atau terlihat seperti jaring laba-laba.

 Semakin jauh dari titik pusat, semakin luas medannya. Berbeda dengan sawah pada umumnya, lingko memiliki pola seperti jaring laba-laba. Singularitas ini menjadikan tujuan wisata. Semua orang akan kagum dengan pemandangan yang indah.

Selain itu anda juga akan disambut dengan segarnya udara persawahan desa Cancar. Biasanya wisatawan akan mengunjungi wisata pertanian padi yang unik ini setelah turun dari Desa Wisata Wae Rebo.

Lokasi Sawah Lingko

Lokasinya berada di Desa Cancar, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, atau sekitar 15 km dari kota Ruteng. Untuk menuju desa Cancar, anda bisa menggunakan kendaraan umum dari Ruteng dan turun di Pasar Cancar. Dari Pasar Cancar, jalan kaki sekitar 2,5 km.

Baca Juga: Resep Membuat Nasi Goreng Sosis yang Bikin Enak Nagih

Meski bukan objek wisata yang dikelola pemerintah atau swasta, Desa Cancar menjalankan sistem pendaftaran dengan mengisi buku tamu di sebuah rumah. Dari rumah tinggal jalan kaki ke atas bukit untuk melihat lingko dari atas.

Filosofi Lodok 

Sistem ladang leluhur Manggarai dilaksanakan secara terpusat. Titik 0 terletak di suatu tempat di tengah-tengah tanah ulayat yang akan dibagi. Polanya adalah menarik garis panjang dari tengah yang dalam bahasa Manggarai disebut lodok ke bidang luar atau cicing.

Filosofinya berupa jaring laba-laba, di mana lodok, bagian kecilnya ada di dalam (di tengah) dan pintu keluarnya semakin lebar. Hak membagi tanah adalah milik Tu'a Teno (kepala adat).   

Pembagian awal dilakukan melalui ritual adat penting atau memasang tongkat teno di episentrum lodok. Darah kambing yang ditumpahkan pada kayu teno menunjukan bahwa pembagian tanah itu sah menurut adat.

Dijelaskan, sawah berbentuk lodok ini unuk di dunia dan budaya khas Manggarai yang perlu dipertahankan. Tu'a Teno atau kepala desa adat dan Tu'a Golo atau tetua desa biasanya akan menerima bagian sawah yang lebih besar.

Selalu Ramai Dikunjungi

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke sawah sarang laba-laba setiap hari bisa mencapai 50-100 orang dan meningkat pada saat liburan sekolah dan hari libur nasional. Turis datang terutama dari luar negeri.

Inilah ulasan keindahan menawan sawah Lingko yang berbentuk jaring laba-laba raksasa disertai dengan sejuknya suasana persawahan. Tentu saja, semua itu menjadi daya tarik bagi para wisatawan, khususnya yang ingin menikmati panorama alam Nusa Tenggara Timur yang masih asri dan segar.***

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah