OKE FLORES.COM - Saat posisi bola mata tidak selaras atau tidak lurus, baik mengarah ke dalam atau ke luar, disebut juling atau strabismus. Kondisi seperti ini dapat membuat anda tidak fokus. Mata juling dapat berkembang sejak bayi dan balita.
Apa itu mata juling pada bayi?
Orang tua bayi harus tahu tanda-tanda mata juling untuk mengetahuinya. Ini dilakukan untuk memastikan bayi dirawat segera.
Baca Juga: Cuaca Panas Ekstrem, Intip 6 Minuman Pendingin yang Baik Agar Tubuh Sehat dan Terhidrasi
Mengutip Hallo Sehat, Selasa 24 Oktober 2023, berikut ini gejala mata juling pada bayi adalah sebagai berikut:
- Esotropia (juling ke dalam): salah satu mata menatap lurus, mata yang lain menatap ke arah hidung.
- Exotropia (juling ke luar): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata lainnya menatap ke arah sisi luar mata.
- Hypertropia (juling ke atas): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata lainnya menatap ke atas.
- Hypotropia (juling ke bawah): salah satu mata menatap lurus, sedangkan mata yang lain menatap ke arah bawah.
Baca Juga: Bagaimana Cara Pembayaran m-Paspor? Simak Caranya Berikut Ini, Salah Satunya Pilih Layanan Resmi
Selain itu, strabismus juga dapat dibedakan berdasarkan faktor-faktor berikut:
- terjadi setiap saat atau hanya pada saat tertentu,
- juling pada kedua mata atau salah satunya saja, dan
- juling pada satu mata yang sama atau bergantian.
Gejala mata juling pada bayi
Bayi dengan strabismus mungkin mengalami gejala berikut.
- Mata yang terlihat tidak sejajar.
- Mata yang tidak bergerak bersamaan.
- Sering berkedip atau menyipitkan mata, terutama di bawah sinar matahari terik.
- Memiringkan kepala untuk melihat sesuatu.
- Mengalami penglihatan ganda.
Penyebab mata juling pada bayi
Beberapa faktor mungkin dapat menjelaskan penyebab mata anak menjadi juling, antara lain sebagai berikut.
1. Lemahnya otot mata
Faktor-faktor yang berisiko menyebabkan mata juling pada bayi
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Ophthalmology, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya strabismus pada bayi, di antaranya sebagai berikut.
- Riwayat keluarga. Bayi yang terlahir dengan anggota keluarga yang mengalami mata juling juga berisiko mengalami hal yang sama.
- Ibu merokok saat hamil. Hal ini terjadi karena merokok selama kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.
- Gangguan refraksi mata. Ini disebabkan karena anak kesulitan untuk melihat benda dengan jelas pada jarak dekat.
- Penyakit pada saraf. Bayi yang menderita kelainan genetik seperti Down Syndrome maupun karena cedera, berisiko lebih tinggi mengalami strabismus.
Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini?
- Pemeriksaan fisik. Melibatkan fokus penglihatan objek dan gerakan mata anak.
- Tes pencahayaan. Untuk mengamati refleks cahaya pada mata bayi, apakah mata bergerak bersamaan atau tidak.
- Tes refraksi. Untuk menilai kekuatan lensa mata.
- Pengukuran sudut juling. Bila terdiagnosis mata juling, dokter akan mengukurnya menggunakan alat khusus, yaitu prisme.
Cara mengatasi mata juling pada bayi
Beberapa anak dapat menunjukkan kemajuan dengan menggunakan cara ini.
Cara ini dapat membantu melatih otot mata yang juling agar bisa melihat dan bergerak dengan benar.
Lensa ini didesain lebih tebal dan dapat mencegah pergerakan mata yang tidak normal.
4. Obat tetes mata
Jadi untuk mengobati mata juling pada bayi ini, dokter dapat memberikan obat tetes mata bernama atropine drops.
Tetes mata akan diberikan pada mata yang normal untuk memberikan efek kabur sementara. Ini bertujuan untuk memancing mata yang juling untuk bekerja.
Melansir Mayo Clinic, strabismus yang tidak diobati hingga usia 8 atau 9 tahun sangat berisiko menyebabkan kebutaan secara permanen.
Untuk mengantisipasi mata juling sejak dini, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan menyeluruh pada si Kecil saat berusia 4 bulan.***