Wah! Pemuda Muslim Asal Indonesia Kuliah di Vatikan hingga Bertemu Paus Fransiskus, Kisahnya Bikin Takjub

7 Januari 2024, 17:43 WIB
Deni Iskandar menyalami Paus Fransiskus, dalam audiensi umum di Basilica Santo Petrus, Vatikan, Rabu (28/6/2023). /yogyaline.com/lemhanas

OKE FLORES.COM - Berziarah dan berkuliah di Vatikan merupakan impian banyak orang Katolik.

Lantas, apa jadinya ketika seorang muslim bisa berkuliah di negara kota pusat Gereja Katolik Roma tersebut.

Hal inilah yang dialami seorang pemuda muslim asal Indonesia, Deni Iskandar, yang tak pernah menyangka dirinya bisa mengenyam pendidikan di Vatikan.

Baca Juga: Kecil-Kecil Bikin Terpesona! Pulau Kanawa di NTT Suguhkan Pesona Alam yang Menakjubkan

Sekedar informasi, Deni merupakan
alumnus Fakultas Ushuluddin, Jurusan Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain mendapat kesempatan berkuliah di Vatikan, Deni juga berkesempatan bertemu secara langsung dengan Presiden Vatikan sekaligus Pemimpin Gereja Katolik Sedunia, Paus Fransiskus.

Selama berada di Vatikan, Deni mengenyam pendidikan di Pontifical University Thomas Aquinas-Angelicum dan Pontificia Università Gregoriana pada Nostra Aetate Foundation pada Dicastery for Interreligious Dialogue (NAF-DID).

Baca Juga: Labuan Bajo Bukan Hanya Pulau Komodo, Pernah ke Air Terjun Cunca Wulang? Nyesal jika Tak Singgah!

Kesempatan yang dialami Deni tentu menjadi impian banyak orang Katolik.

Deni yang merupakan anak penjual kopi di Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat itu, mendapatkan beasiswa dari Yayasan Nostra Aetate, Vatikan untuk Studi Hubungan Antaragama.

Menurutnya, seorang pastor SVD asal Flores, NTT, yakni Pater Markus Solo menjadi salah satu sosok berjasa, sehingga dirinya biss berkuliah di Vatikan.

“Berkat wasilah (pertolongan melalui perantaraan) seorang Pastor Katolik, bernama Pater Markus Solo yang akrab disapa Padre Marco, saya bisa punya kesempatan belajar di kampus Kepausan dan juga pada Dikasterium Kepausan milik negara Vatikan,” ujar Deni dikutip dari laman kemenag.go.id, Minggu (7/1/2023).

Baca Juga: Terinspirasi Ceramah Gus Iqdam, Musisi Asli Kediri Ciptakan Lagu Kecakot Garangan

Ketika pertama kali berada di Vatikan, murid Abuya KH Ahmad Muhtadi itu mengaku sulit beradaptasi.

Dalam hal ini, Deni bingung untuk menjalankan ibadahnya sebagai seorang muslim.

Beruntung, di Kota Roma ada Masjid Agung terbesar di daratan Eropa.

Tak hanya itu, Vatikan juga menyediakan puluhan musala yang digunakan sebagai tempat ibadah termasuk salat Jumat dan salat Tarawih.

Uniknya lagi, ada salah satu musala di Vatikan yang tepat berdiri berdampingan dengan sebuah bangunan Gereja Katolik.

Baca Juga: Berlibur di NTT Serasa Ada di Negeri Dongeng, Ada Pantai Pink lho!

Selama berada di Vatikan, kata Deni, puasanya selama bulan Ramadhan tidak pernah batal.

Sebab, sahabat-sahabat Katolik yang serumah dengannya menyediakan segala kebutuhan puasanya.

Dan tepat pada Rabu, (28/6/2023), dirinya berkesempatan bertatap muka dan berbincang dengan Paus Fransiskus di Lapangan depan Basilika Santo Petrus, Vatikan.

Saat berjumpa dengan Deni, Paus Fransiskus berkata: Bene, il futuro dell’Indonesia! atau dalam bahasa Indonesia berarti Bagus, masa depan Indonesia!

Pertemuan dengan Paus Fransiskus merupakan silaturahmi sekaligus laporan atas selesainya studi di Nostra Aetate Foundation, yang merupakan bagian kerja dari Dicastery for Interreligous Dialogue Vatikan untuk memajukan dialog dan perdamaian melalui jalur pendidikan.

Dalam kesempatan berharga itu, Deni juga mengajak Paus asal Argentina itu agar berkunjung ke Indonesia.

Baca Juga: Terinspirasi Ceramah Gus Iqdam, Musisi Asli Kediri Ciptakan Lagu Kecakot Garangan

Ia juga meminta Paus Fransiskus untuk mendoakan Indonesia agar menjadi negara kuat, maju, dan damai.

"Dalam pertemuan itu saya juga bilang bahwa jika ada waktu Santo Padre Fransiskus harus datang ke Indonesia, kemudian juga saya bilang terima kasih telah memberikan saya beasiswa lewat Nostra Aetate Foundation, serta saya juga bilang, doakan saya dan Indonesia. Kemudian Paus Fransiskus bilang, ‘Iya’," ungkap Deni.

Menurutnya, Paus ke-266 Gereja Katolik itu merupakan sosok yang rendah hati dan punya komitmen tinggi dalam membangun perdamaian dunia.

Sekembalinya dari Vatikan, Deni bertekad membangun dialog antarumat dengan cara membangun kerja sama dengan ulama, umat Islam, dan gereja Katolik.

Rupanya, hal serupa pernah dilakukan oleh Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, dengan Abuya KH Ahmad Muhtadi di Banten.

Baca Juga: Wow! NTT Punya Kampung Adat Wae Rebo, 'Negeri di Atas Awan' yang Pernah Raih Penghargaan UNESCO

Deni mengaku, dirinya menyukai ensilik Gereja Katolik.

Human Fraternity merupakan salah satunya. Ini merupakan dokumen apostolik Paus Fransiskus dalam kerja sama dengan Dr. Ahmad Al-Tayyeb, Imam besar Al-Azhar, yang ditandatangani 4 Februari 2019 lalu di Abu Dhabi.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Tags

Terkini

Terpopuler