Kementan Akan Lakukan Gerakan Pemetaan, Mitigasi dan Simulasi Cegah Virus ASF

- 24 Januari 2023, 09:10 WIB
Ilustrasi babi. Kementan Akan Lakukan Gerakan Pemetaan, Mitigasi dan Simulasi Cegah Virus ASF
Ilustrasi babi. Kementan Akan Lakukan Gerakan Pemetaan, Mitigasi dan Simulasi Cegah Virus ASF //Pixabay/PublicDomainPictures

Okeflores.com- Kementerian Pertanian akan melakukan gerakan pemetaan, mitigasi dan simulasi, terutama di daerah yang populasi babinya tinggi di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan untuk mencegah masuknya virus african swine fever (ASF) yakni virus yang menyerang hewan babi ke Indonesia.

"Mitigasi lapangan dilakukan dengan mencegah masuknya sampah pesawat terutama dari negara-negara yang sudah tercemar virus ASF," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita saat menjadi pembicara utama pada Seminar ASF: The Emergence Preparedness for Indonesia di Kota Bogor, melansir antaranews, 24 Januari 2023.

Baca Juga: Pakar Hukum Tata Negara Sebut Perpanjangan Jabatan Kepala Desa Sarat Kepentingan Politik 2024

Menurut Ketut Diarmita, potensi penyebaran virus ASF selain dari sampah pesawat, adalah dapat menempel pada manusia. Ketika manusia berdekatan dengan babi maka virusnya dapat terbawa.

"Virus ASF itu tidak menyerang manusia, tapi dapat menempel di tubuh manusia, dan pada saat manusia itu berada di dekat babi, virusnya dapat menyerang babi," katanya.

Ketut Diarmita menambahkan virus ASF bereaksi dengan cepat dan dapat mematikan babi di populasinya sampai 100 persen.

Baca Juga: Kapolres Garut: Karena Pelaku Kedinginan, Cari Kehangatan Dengan Membakar Masjid

"Kondisi ini dapat merugikan peternak babi, sehingga harus segera diantisipasi," katanya.

Dinas Peternakan NTT Sebut 233 Ekor Babi Mati Mendadak

Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur memberikan informasi bahwa 233 ekor babi di provinsi berbasis kepulauan itu mati mendadak selama periode Desember 2022 hingga Januari 2023.

“Data yang kami terima sudah ada 233 ekor babi di wilayah NTT ini yang dilaporkan mati mendadak oleh para peternak babi,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Provinsi NTT Melky Angsar, melansir Antaranews.com, Senin, 23 Januari 2023.

Dikatakannya, hal ini berkaitan dengan perkembangan kasus mati mendadak sejumlah ternak babi di NTT yang dikhawatirkan akibat African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika.

Melky menjelaskan bahwa 233 kasus itu tersebar di enam kabupaten kota di Nusa Tenggara Timur dan kasus terbanyak ada di kabupaten Kupang dengan kasus terbanyak.

Menurut dia, saat ini dari 22 kabupaten/kota di NTT potensi penyebaran virus ASF masih sangat tinggi. Hal ini karena sisa-sisa virus itu masih ada di sejumlah daerah itu.

Sehubungan dengan itu, Dinas Peternakan NTT sudah mengimbau kepada Dinas Peternakan kabupaten Kota untuk meningkatkan pengawasan di wilayah kerja masing-masing.

“Sosialisasi ke masyarakat untuk lebih berhati-hati saat hendak memasukkan babi ke kandang dan babi dipastikan sehat,” tegas dia.***

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x