Data sejak 2021 sudah menunjukkan bahwa hampir 40 juta anak di dunia terancam oleh penyakit campak karena tidak mendapatkan vaksinasi campak karena kondisi pandemi Covid-19.
Baca Juga: CEK DISINI ! 4 Cara Agar Terhindar dari Penipuan Online
Data itu menunjukkan bahwa ada 25 juta yang tidak mendapatkan vaksinasi campak dosis 1 dan ada 14,7 juta anak yang terlewat mendapatkan vaksinasi dosis 2.
Kondisi itu berdampak pada kemunduran yang signifikan dalam upaya global untuk mengentaskan campak.
Pada 2021 saja, WHO memprediksi ada 9 juta kasus dengan 128.000 kematian karena campak di seluruh dunia.
Penurunan cakupan vaksinasi, kekebalan campak yang melemah, dan penundaan vaksinasi akibat pandemi Covid-19, dan akhirnya muncullah Kejadian Luar Biasa (KLB) di 2022 yang membutuhkan perhatian serius dari setiap negara.
"Paradoks dalam pandemi ini adalah, di saat vaksinasi Covid-19 bisa digencarkan dalam waktu yang sangat cepat dalam sejarah kampanye vaksinasi, tapi program imunisasi rutin terdisrupsi sangat berat, dan jutaan anak-anak terlewat untuk mendapatkan vaksinasi yang menyelamatkan hidupnya dari penyakit campak yang mematikan," kata Director-General WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Data WHO sebelum pandemi menunjukkan bahwa vaksinasi campak berhasil menurunkan angka kematian sampai 73% selama tahun 2000-2018. Selama kurun waktu itu, ada sekitar 23,2 juta kematian yang bisa dicegah karena anak-anak sudah mendapatkan vaksinasi.