Network
OKE FLORES.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan, langkah pencegahan kemungkinan efek El Nino telah dilakukan sejak Februari-April 2023. Namun, dia menegaskan langkah pencegahan tersebut masih akan terus diperkuat.
"Tadi sudah dikoordinasikan, antisipasinya sudah dimulai sejak Februari-April. Itu sudah berjalan, (namun) perlu diperkuat (antisipasi)," kata Dwikorita usai mengikuti rapat terbatas (ratas) tentang antisipasi dampak El Nino, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 18 Juli 2023, dilansir dari rri.co.id, Selasa 18 Juli 2023.
BMKG, selanjutnya, juga memproyeksikan tingkat keparahan puncak El Nino di Indonesia akan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2023. El Nino yang akan terjadi diproyeksikan dengan tingkat keparahan rendah hingga sedang.
Baca Juga: Nama Mario Teguh Terseret Dalam Kasus Dugaan Penipuan, Polisi Panggil Saksi dan Pelapor
"Sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada ketersediaan air atau kekeringan. Bahkan juga produktivitas pangan atau berdampak pada ketahanan pangan," katanya, mengungkapkan.
Meski demikian, Dwikorita menyebut dampak El Nino tidak akan terjadi di semua wilayah di Indonesia. Menurutnya, ada kemungkinan satu wilayah mengalami kekeringan, namun wilayah sekitarnya mengalami bencana hidrometeorologi.
Hal itu dikarenakan wilayah Indonesia yang dipengaruhi dua samudera, topografi wilayah yang bergunung-gunung, hingga dilewati jalur khatulistiwa. "Artinya bukan berarti seluruhnya serempak kering, jadi ada disela-sela itu yang juga mengalami bencana hidrometeorologi basah," ujarnya.***
