Sampai akhirnya, kunci motor baru diberikan oleh siswa setelah gurunya meminta berulang kali.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi, guru yang menjadi korban bullying itu bernama Maryam Latarissa. Dia merupakan Wakil Kepala Sekolah SMAN 15 Maluku Tengah.
Peristiwa itu terjadi di halaman parkir sekolah pada Senin, 14 Agustus 2023. Saat itu, para siswa sedang melakukan aksi unjuk rasa.
Mereka berbaris untuk menuntut agar kebijakan sekolah tertentu dianggap tidak relevan bagi siswa. Salah satunya adalah pengangkatan Ketua Osis tanpa partisipasi Dewan Perwakilan Kelas.
Selain itu, ada larangan komentar yang diberlakukan oleh sekolah. Setelah itu, penunjukan pemimpin pramuka (Gudep) dianggap melanggar aturan. Memang, masa jabatan mantan Ketua Gudep itu masih satu tahun.
Tuntutan Siswa
Berikut poin tuntutan para siswa yang viral karena melakukan bullying terhadap gurunya:
- Pembuatan tata tertib tidak sesuai dengan mekanisme yang seharusnya disusun melalui
- rapat MPK
- Ada salah satu poin dalam aturan, yakni dilarang demo
- Keterlambatan siswa dibiarkan, tidak dapat menyelesaikan persoalan ini
- Sangat tempramental dan sering menganggu peroses pembelajaran
- Siswa khawatir program OSIS tidak berjalan dengan baik
- Keterlambatan informasi dengan paksaan
- Tidak bisa menjaga perasaan siswa
- Melangsungkan Apel sesuka hati
- Keadaan sekolah yang tidak kondusif saat pembelajaran dilaksanakan, banyak siswa
- berkeliaran di luar saat jam belajar
Respons Guru yang Kena Bully
Maryam Daratissa pun mengaku memaafkan perbuatan muridnya itu. Bahkan tanpa diminta, dia memaafkan mereka setelah kejadian di sekolah.Menurutnya, para siswa tidak ada niat untuk melakukan hal tersebut. Namun, diduga ada orang lain yang menghangatkan mereka. Kemudian mereka melakukan hal-hal yang tidak sah.
Nasib Para Siswa
Sementara itu, kepala sekolah mengatakan pihaknya segera memanggil orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah tersebut. Karena kejadian tersebut telah mempengaruhi nama baik sekolah, maka diharapkan diadakan pertemuan dengan orang tua siswa untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Ini akan mengumpulkan data tentang siswa yang terlibat dalam insiden tersebut. Mereka kemudian akan diminta merekam video permintaan maaf kepada korban secara langsung.***