OKE FLORES.COM - Komite Nasional Keselamatan Lalu Lintas atau KNKT menyebut kendaraan kelebihan beban atau truk ODOL turut menyumbang angka kecelakaan di jalan tol.
Hal itu disampaikan penyidik senior KNKT Ahmad Wildan saat mengikuti kampanye keselamatan jalan raya yang diselenggarakan Astra Tol Tangerang Merak di area halte KM 68A Tol Tangerang Merak, Sabtu 30 September 2023.
"87 persen, sisanya itu orang mengantuk sama pecah ban sama aquaplaning," ujar Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, di Lansir Dari Pikiran - Rakyat.com, Senin 2 Oktober 2023.
Dengan demikian Ahmad mengaku tidak menemukan adanya kecelakaan di jalan tol yang disebabkan oleh bentuk jalan tol tersebut.
"Jadi kita belum menemukan kecelakaan yang disebabkan faktor geometrik jalan tol. Jadi selain truk, aquaplaning ada pecah ban dan orang ngantuk dan keluar dari lajur," tegasnya.
Baca Juga: KPK Jadwalkan Pemeriksaan Febri Diansyah Sebagai Saksi Terkait Kasus Dugaan Korupsi di Kementan
Untuk diketahui, aquaplaning merupakan suatu kondisi dimana ban mobil kehilangan daya cengkramannya terhadap jalan saat melaju melewati genangan air hujan di jalan raya.
Ahmad menjelaskan truk ODOL menjadi penyebab mayoritas kecelakaan di jalan tol.
Menurut dia, pada siang hari truk ODOL sering berpindah jalur, dan pada malam hari tidak ada pengemudi lain di jalan tol tersebut.
Ahmad menjelaskan truk ODOL menjadi penyebab mayoritas kecelakaan di jalan tol.
Menurut dia, pada siang hari truk ODOL sering berpindah jalur, dan pada malam hari tidak ada pengemudi lain di jalan tol tersebut.
"Jadi kalau truk itu, kalau siang hari dia berpindah pindah lajur, kalau malam hari dia tidak terlihat," jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya truk ODOL tidak terlihat dari jarak jauh sehingga menyebabkan kendaraan kecil membuang waktu untuk menghindarinya saat mendekat dengan kecepatan tinggi.
"Utamanya kendaraan kecil kehilangan waktu reaksi yang cukup untuk menghindar," katanya.
Sementara itu truk ODOL kerap melintas di jalan tol, menurut Ahmad alasannya hanya ingin mendahului temannya di depan.
"Sering pindah lajur karena ingin mendahului temannya yang lain. Jadi truk ini berpindah lajur bukan karena jalanya rusak, bukan, tapi dia karena didepannya ada kendaraan yang sama dengan dia. Engga mau kesaing," tuturnya.
Namun, Ahmad mengaku untuk menyikapi permasalahan tersebut, pihaknya hanya bisa mengedukasi pengemudi truk ODOL itu sendiri. Sebab menurut Ahmad, jalan tol tidak mungkin melarang masuknya truk.
"Solusinya sangat rumit, kenapa, karena kita tidak mungkin melarang truk ODOL. Jadi yang bisa kita lakukan adalah edukasi kepada pengemudi truk. Sekalipun truk ODOL jangan sering berpindah lajur, itu yang bisa maksimal yang bisa kita lakukan," terangnyan tol tidak mungkin melarang masuknya truk.***