GaMa: Meneguhkan (Kembali) Cita-Cita Proklamasi

- 22 Oktober 2023, 16:38 WIB
Sutrisno Pangaribuan, Presidium GaMa Centre
Sutrisno Pangaribuan, Presidium GaMa Centre /

Kedua, bahwa kemenangan GaMa akan ditentukan oleh rakyat, bukan oleh parpol, tim pemenangan, relawan, simpatisan, dan rekan juang politik. Maka segala bentuk kesombongan, keangkuhan, dan rasa percaya diri berlebihan harus dihindari GaMa dan seluruh tim sehingga rakyat secara partisipatif akan bergerak, berjuang bersama meraih kemenangan.

Ketiga, bahwa segala bentuk proteksi, kanalisasi akses dan sikap eksklusif harus dihindari oleh GaMa dan tim. Kekuatan GaMa ada pada identitas orang biasa yang sama dengan mayoritas rakyat Indonesia. GaMa tidak boleh berjarak dengan rakyat, sebab rakyat saat ini membutuhkan pemimpin yang mau dan mampu menangis dan tertawa bersama rakyat.

Keempat, bahwa GaMa harus memastikan identitas sebagai pasangan anti korupsi dengan tidak memberi hadiah atau janji baik uang maupun sembako kepada rakyat agar memilih GaMa. Rakyat tidak menghendaki GaMa berhutang kepada bandar politik, kelompok oligarki yang akan menyandera GaMa hanya karena memberi uang dan sembako kepada rakyat.

Kelima, bahwa seluruh relawan, simpatisan, rekan juang politik GaMa harus bergotong royong membantu PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo untuk memenangi Pileg minimal 51% dari total kursi DPR RI. Sebab jika GaMa memenangi Pilpres, maka harus didukung kekuatan legislatif, sehingga tercipta stabilitas politik di parlemen agar program GaMa berjalan dengan baik.

Baca Juga: Hadiri Syukuran HUT Ke-59 Golkar, Prabowo Subianto Disambut Airlangga Hartarto

Keenam, bahwa GaMa harus berorientasi pada upaya merebut dan membujuk hati rakyat melalui penyampaian ide, gagasan, dan program politik yang riil, sederhana, dan masuk akal. Rakyat membutuhkan pemimpin yang jujur, terbuka, apa adanya, yang menunjukkan kemampuan membuktikan kata sama dengan laku.

Ketujuh, bahwa rakyat membutuhkan komitmen dari GaMa untuk tidak melibatkan istri, putra, putri, menantu, cucu, keluarga, dan kerabat dalam urusan pemerintahan dan politik jika rakyat memberi amanah sebagai presiden dan wakil presiden 2024. Komitmen tersebut sebagai wujud konkrit dari kesungguhan membangun pemerintahan yang bersih, bebas dari KKN dan politik dinasti.

Kedelapan, bahwa kelompok penyandang disabilitas sebagai kelompok yang selalu mengalami peminggiran dan diskriminasi oleh pemerintah dan masyarakat baik struktural maupun kultural. Keberpihakan terhadap penyandang disabilitas masih sebatas make up, maka GaMa Centre secara konkrit meminta GaMa membentuk Kementerian Perlindungan, Pemberdayaan Penyandang Disabilitas, pasca dilantik jadi Presiden dan Wakil Presiden 2024. Sehingga seluruh program aksi pemerintah terkait program perlindungan dan pemberdayaan penyandang disabilitas ditangani kementerian khusus tersebut.

GaMa Centre sebagai rekan juang politik (bukan relawan) akan terus berjuang bersama GaMa untuk memenangkan rakyat di Pemilu 2024.*** (Sutrisno Pangaribuan)

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah