Ahok Resmi Mundur dari Komut Pertamina, Fokus Kampanyekan Ganjar-Mahfud MD

- 3 Februari 2024, 10:25 WIB
Foto: Ahok Resmi Mundur dari Komut Pertamina, Fokus Kampanyekan Ganjar-Mahfud MD
Foto: Ahok Resmi Mundur dari Komut Pertamina, Fokus Kampanyekan Ganjar-Mahfud MD /Instagram/@basukibtp/

OKE FLORES.COM - Ahok, atau Basuki Tjahaja Purnama, telah resmi meninggalkan posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Keputusan ini dibuat setelah Ahok mengambil bagian dalam mengampanyekan Ganjar Pranowo-Mahfud, MD.

Pada hari Jumat, 2 Februari 2024, Basuki Tjahaja Purnama (BTP), juga dikenal sebagai Ahok, mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komut Pertamina.

Ahok meninggalkan posisinya sebagai Komut Pertamina untuk mempromosikan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Baca Juga: 8 Dewa Kepercayaan Masyarakat Tionghoa yang Dipercaya Membawa Hoki Berlimpah

Ahok juga menyatakan bahwa dia akan berkonsentrasi untuk mendukung dan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD pada Pilpres 2024. Dia juga menyatakan bahwa tindakan ini merupakan tanggapan atas kebingungan beberapa orang tentang pilihan politiknya.

Di akun Instagramnya, Ahok secara mengejutkan mengunggah surat pengunduran dirinya yang sudah dibubuhi tanda tangan. Nama Ahok sangat dikenal di masyarakat sebelum dia menjabat di perusahaan pelat merah itu.

Ahok menjabat sebagai Bupati Belitung Timur dari tahun 2005 hingga 2010. Namun, pada tahun 2006, dia memutuskan untuk meninggalkan jabatannya untuk maju dalam Pilgub Bangka Belitung. Ahok memang kalah dari Eko Maulana Ali.

Setelah gagal dalam upayanya untuk menjadi gubernur Bangka Belitung, Ahok kemudian mendaftar sebagai anggota DPR RI mewakili Partai Golkar untuk dapil Bangka Belitung.

Lulusan Teknik Geologi dari Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti itu mendapat suara 119.232 untuk maju ke Senayan.

Ahok menetapkan standar baru untuk transparansi, profesionalisme, dan anti-korupsi sebagai anggota dewan.

Standar ini dibuat melalui laporan aktivitas DPR selama proses pembahasan undang-undang dan kunjungan kerja. Semua laporan kerjanya dapat diakses melalui situs webnya.

Ahok kemudian memutuskan untuk beralih ke eksekutif setelah menjabat sebagai legislator. Pada tahun 2012, Ahok mengikuti Jokowi dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta. Nama Ahok juga semakin populer.

Saat itu, Ahok diberi penghargaan sebagai tokoh antikorupsi oleh penyelenggara negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan.

Baca Juga: SEGERA DIBUKA!! Inilah Jurusan yang Banyak Dibutuhkan pada CPNS 2024

Penghargaan itu diberikan kepada Ahok karena dia dianggap berhasil menekan sifat korupsi pejabat daerah. Pada 2013, dia juga diberikan penghargaan antikorupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Award.

Karena kemenangan Jokowi dalam pemilihan presiden 2014 dan menjadi Presiden Indonesia dari 2014 hingga 2019, Ahok naik jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 19 November 2014. Dia melanjutkan sebagai gubernur hingga akhir masa jabatannya di 2017.

Ahok bersaing dengan Djarot Saiful ayat dalam pemilihan umum tahun 2017. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno harus kalah di putaran kedua dari pasangan kader PDI Perjuangan itu.

Di tengah proses Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok sempat terlibat kasus penistaan agama.

Ketika dia melakukan kunjungan kerja di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016, dia membuat pernyataan yang mengutip ayat 51 dari Surat Al-Maidah. Publik memperdebatkan pernyataan itu.

Selain itu, Ahok harus berurusan dengan hukum. Pengadilan Negeri Jakarta Utara akhirnya menjatuhkan hukuman dua tahun penjara atas kasus tersebut.

Setelah sempat menghindari perhatian publik, Ahok kembali ke jajaran pemerintahan. Pada November 2019, dia diangkat menjadi Komisaris Utama Pertamina oleh Erick Thohir, Menteri BUMN. Penunjukan Ahok sebagai direktur Pertamina sempat menimbulkan kontroversi. Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menunjukkan penolakan mereka terhadap Ahok.***

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah