Simak Modus Loker Palsu Lewat WhatsApp yang Wajib Diwaspadai

- 13 September 2023, 10:18 WIB
Ilustrasi loker palsu, simak 5 tips mengenali modusnya. Pixabay/Mohamed Hassan
Ilustrasi loker palsu, simak 5 tips mengenali modusnya. Pixabay/Mohamed Hassan /Ilustrasi loker palsu, simak 5 tips mengenali modusnya./Pixabay/Mohamed Hassan

OKE FLORES.com - Pelajari tentang metode kunci palsu melalui WhatsApp yang harus Anda perhatikan. Timeline tersebut diungkap peneliti sekaligus dosen manajemen keuangan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Wahyu Fahrul Ridho melalui artikelnya di The Conversation.

Melansir dari pikiran-rakyat.com Rabu,13 September 2023, Pastikan Anda, keluarga, dan orang-orang terkasih Anda tidak menjadi korban profil palsu tersebut. Biasanya korban terpikat untuk mencari pekerjaan mudah. Mereka diminta menyetor uang untuk mendapatkan pekerjaan itu. Ini adalah metode berpakaian palsu.

Tawaran pekerjaan melalui WhatsApp. Pesannya fokus pada kemudahan bekerja (like dan subscribe video YouTube) dengan himbauan Rp 15.000 untuk tiga tugas yang diselesaikan.
Korban kemudian ditambahkan ke grup besar Telegram. Mereka mendapat pekerjaan lain untuk "tugas perbaikan" dengan hadiah Rp 30.000.

Baca Juga: Seleksi CPNS dan PPPK Dibuka Sebentar Lagi, Ini Beberapa Ketentuan Umum Persyaratan Bagi Calon Peserta....

Tugas ini memerlukan transfer uang, alasannya adalah untuk meningkatkan perdagangan di situs cryptocurrency dengan bonus 20% dari jumlah yang ditransfer. Namun misi selanjutnya membutuhkan deposit yang lebih besar, mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta.

Ketika korban mentransfer uang dalam jumlah besar, mereka akan ditempatkan di grup VIP yang beranggotakan kurang dari 10 orang. Tugas tersebut harus dikerjakan secara berkelompok. Jika satu orang tidak bekerja, semua orang akan kehilangan deposit dan hadiahnya.

Korban diminta menyetor tambahan Rp 3,7 juta untuk transaksi selanjutnya meski sebelumnya belum menerima setoran.

Korban mungkin mempunyai kecurigaan dan sempat mengkonfirmasikannya kepada anggota kelompok lainnya, namun semua orang tampaknya merasa aman.

Setelah berbincang dengan anggota kelompok lainnya, korban akhirnya menuruti perintah.

Ia kemudian disuruh membeli cryptocurrency di situs cryptocurrency tersebut dan diminta menyetor Rp 14,7 juta dengan jaminan pengembalian deposit sebelumnya.

Meski curiga, korban terus mentransfer uang, bahkan menggunakan tabungan atau meminjam uang dari kerabatnya.
Akhirnya korban diminta mentransfer sekitar Rp 30 juta, padahal transfer sebelumnya dijanjikan sebagai yang terakhir.

Pada tahap ini, korban hampir tidak menyadari penipuan tersebut. Wahyu Fahrul Ridho mengatakan, cara mengenalinya adalah dengan menganalisis isi untuk menemukan kesalahan tata bahasa.

Maka Anda perlu memeriksa dan memperhatikan gaya komunikasinya yang tidak biasa.

Bila gaji yang ditawarkan tidak masuk akal, Anda patut waspada.

“Ada permintaan informasi pribadi atau uang. Beberapa penipuan mungkin meminta informasi pribadi atau uang di muka. “Jangan memberikan informasi sensitif atau melakukan pembayaran tanpa verifikasi,” kata Wahyu.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah