Tingginya Cuma 1 Meter, Spesies Manusia Baru di NTT Sempat Gemparkan Seluruh Dunia

18 Januari 2024, 13:42 WIB
Sebuah re-kreasi digital dari spesies Homo Floresiensis, yang telah dijuluki 'hobbit'. /Mirror/Stuart Hay/SWNS.com

OKEFLORES.COM - Pada tahun 2004, dunia ilmiah dikejutkan oleh penemuan fosil Homo Floresiensis di gua Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hasil penelitian gabungan antara para ilmuwan Indonesia dan Australia membuka bab baru dalam kisah evolusi manusia, memberikan gambaran unik tentang keberagaman manusia purba pada kurun waktu 18.000 hingga 30.000 tahun yang lalu.

Homo Floresiensis, sering disebut sebagai "Hobbit dari Liang Bua," memiliki tinggi tubuh hanya sekitar 1 meter.

Baca Juga: Pemilik NIK KTP Ini Masuk Daftar Penerima BLT 600 Ribu Januari 2024 Non BSU BPJS Ketenagakerjaan

Meski ukurannya kecil dibanding manusia modern, fosil ini menimbulkan perdebatan mengenai asal-usul dan peranannya dalam sejarah evolusi manusia.

Menurut catatan Amurwani Dwi dan rekan-rekannya dalam Sejarah Indonesia (2014:28), Homo Floresiensis dianggap bisa menjadi jejak sejarah asal-usul manusia modern di Indonesia.

Meskipun demikian, asumsi ini masih memerlukan kajian lebih lanjut karena ukuran tubuh Homo Floresiensis yang jauh lebih kecil dari manusia modern.

Liang Bua, yang artinya "gua yang dingin" dalam bahasa Manggarai-Flores, terletak di Flores Barat, sekitar 15 kilometer sebelah utara Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.

Baca Juga: Bansos BPNT Cair ke Rekening Hari Ini, 18 Januari 2024 : Dukungan Keuangan untuk Masyarakat Indonesia

Gua ini menjadi tempat tinggal bagi Homo Floresiensis dan memiliki ciri-ciri yang memenuhi syarat sebagai hunian manusia purba pada masa prasejarah.

Gua Liang Bua memiliki dimensi yang mendukung keberlangsungan hidup manusia purba, dengan lantai gua yang luas dan relatif datar.

Orientasi mulut gua yang menghadap ke timur laut memungkinkan paparan sinar matahari yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

Selain itu, lokasinya yang dekat dengan Sungai Wae Racang dan Wae Mulu memberikan kemudahan akses untuk air, menjadi keuntungan bagi manusia purba penghuni gua.

Meskipun penemuan Homo Floresiensis memberikan wawasan baru, masih terdapat perdebatan di kalangan ahli mengenai kapan spesies ini berkembang.

Baca Juga: Berikut Penyebab Timbulnya Benjolan di Gusi yang Sering Disepelekan

Beberapa ilmuwan percaya bahwa Homo Floresiensis adalah hasil evolusi dari Pithecanthropus Erectus, sementara yang lain menganggap keduanya hidup berdampingan pada periode yang sama.

Ada pula pendapat bahwa Homo Floresiensis mungkin hidup bersamaan dengan Homo Sapiens, cikal bakal manusia modern.

Pengumuman penemuan Homo Floresiensis dilakukan melalui publikasi dalam jurnal sains bergengsi Amerika, Nature.

Baca Juga: Penyebab Sakit Gigi Setelah Makan Daging dan Cara Mengatasinya

Publikasi berjudul "Short for her age; Third Asian Homo species reveals diversity of Pleistocene humanity" itu disajikan amat mencolok pada halaman sampul depan majalah jurnal tersebut.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler