Diduga Kerja Proyek Tak Berkualitas: Masyarakat Langke Rembong Protes, Kontraktor Geram Nyaris Adu Jotos

- 7 September 2023, 18:47 WIB
Foto.Protes warga yang berujung adu mulut di lokasi proyek
Foto.Protes warga yang berujung adu mulut di lokasi proyek /Hasil tangkapan layar, vidio kericuhan warga setempat dan kontraktor pelaksana

NTT, OKE FLORES.com - Masyarakat Langgo, Kelurahan Carep, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai melayangkan protes keras terkait pengerjaan jalan Lapisan Penetrasi yang diduga tidak sesuai spesifikasi teknis di wilayah itu.

Protes masyarakat Langgo cukup beralasan, menurut mereka, proyek lapen yang dikerjakan oleh CV Delta Flores diduga tidak mengikuti spesifikasi teknis sehingga berimbas pada kualitas hasil pekerjaan.

Betapa tidak, menurut warga setempat, jalan lapisan penetrasi (Lapen) yang dikerjakan baru sebulan itu sangat mudah di rusak walaupun hanya di angkat atau dikorek menggunakan jari tangan.

Baca Juga: TNI AL Bersama Pemkab Manggarai Barat Jalankan Program Kali Bersih dan Pantai Bersih Nasional 2023

Pantauan media ini, di lokasi proyek pada 01 September 2023, tepatnya di RT 05 terlihat beberapa ruas titik aspal dicungkil warga, diduga sengaja untuk mengetes kualitas dan ketebalan jalan Lapen yang dibangun dari dana pinjaman daerah itu.

Masyarakat Mengadu ke Dinas PUPR

Masyarakat Langgo tak tinggal diam, beberapa diantaranya memberanikan diri untuk mendatangi Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang Kabupaten Manggarai untuk mengadu terkait dengan kualitas hasil proyek senilai Rp2,8 miliar itu.

"Tiga hari yang lalu sempat kami persoalkan kualitas pekerjaan, lalu pada saat itu dari pihak kelurahan juga datang, untuk cek langsung di lokasi, pada sat itu kami mencoba garuk pake tangan karena untuk bisa mengetahui kualitas jalan tersebut," ungkap Flori Pandang warga Carep sebagai pemanfaat jalan kepada media ini, 04 September 2023.

Ia juga mengakui jika sudah mendatangi kantor Dinas PU Kabupaten Manggarai untuk mengadu yang kedua kalinya  terkait dengan pengerjaan Lapen di wilayah domisilinya.

Baca Juga: Resmi Dilantik, Penjabat Gubernur NTT Akan Tiba di Kupang 7 September 2023

"Tadi pagi kami mendatangi kantor PU, tujuan kami kesana untuk kalau bisa pekerjaan ini harus dikerjakan ulang, karena kualitasnya tidak sesuai spesifikasi, di PU tadi sudah bagus, sudah berjalan, sudah ada jawaban," ungkap Flori.

Setelah sudah disepakati di kantor PU, kata dia, ia dan warga yang lain kembali ke rumah yang beralamat di kelurahan Carep.

"Sampai disini kami menunggu, menunggu orang PU dan kontraktor pelaksana, karena kesepakatan disana sama-sama ke lokasi, tetapi begitu kami disini, orang PU dengan kontraktor tidak mengajak kami ke lokasi, mereka turun sendiri saja," ungkapnya.

"Benar filing kami bahwa mereka akan perbaik di tempat yang kami garuk pake tangan kemarin, kami tadi ke lokasi, sampai di lokasi kami melihat bahwa mereka tidak memperbaiki yang kualitasnya tidak bagus, mereka perbaik hanya yang kami korek pake tangan tiga hari lalu itu," ungkapnya.

Lebih parahnya lagi kata dia, kontraktor pelaksana menggunakan bahasa yang menurut warga setempat tidak beretika saat warga berada di lokasi proyek.

"Lebih parahnya lagi kontraktor pelaksana menggunakan bahasa menurut kami tidak sopan, itu yang berdampak pada keributan tadi di lokasi," ungkap dia.

"Ribut, ribut di lokasi, adu mulut," jelasnya.

"Saat adu mulut, pihak yang ada disana ada pegawe PU, ada tenaga kerja, ada kontraktor pelaksana dan ada juga orang lain yang kami tadak tau kapasitas dia sebagai apa hadir disana," ungkapnya.

Lebih jauh dikatakan Flori, kemauan kami masyarakat disini bahwa pekerjaan itu harus dikerja ulang dan harus mengikuti spesifikasinya, karena proyek ini tidak setiap tahun masuk disini.

Kesempatan yang sama warga yang bernama Rikardus mempertanyakan terkait klarifikasi dari Dinas PU.

"Kami pertanyakan juga terkait klarifikasi dari instansi terkait yaitu PU, bahwa penjelasan mereka disana itu adalah rehab, tetapi kasat mata kami kalau rehab itukan bahwa yang rusak itu yang diperbaiki, tetapi fakta di lapangan itu bukan rehab, tetapi full pengerjaanya," ungkap dia.

Sehingga, kata Rikardus, menurut dia bahwa pelaksanaan proyek Lapen di wilayahnya itu ada indikasi tidak transparan dan bahkan terjadinya pengurangan volume.

"Kami bukan orang teknik tapi kami bisa melihat dengan kasat mata saja." katanya.

Terkait kontraktor, dirinya berharap jangan dipake lagi, karena niat baik masyarakat dia respon dengan  temperamentalnya.

"Reaksi tadi itu menurut kami adalah presur terhadap masyarakat  supaya kami jangan bergerak, jangan ribut, itu yang kami rasakan," ungkapnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, Got-got yang sudah digali sebelumnya segera diperbaiki lagi.

"Sebelumnya ada got yang bagus dan kuat, tapi kontraktor melalui tenaga kerja mereka bongkar lalu lepas, hingga sampai saat ini pun belum dikerjakan yang mereka kasi bongkar, permintaan kita harus diperbaiki lagi. jangan hanya asal kerja," pungkasnya.

Hingga berita ini di publikasikan pihak kontraktor pelaksana belum dapat dihubungi.

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah