Puan Maharani Singgung Kepemimpinan Digital hingga Upah Rendah bagi Pekerja Muda

9 Agustus 2023, 09:56 WIB
Ketua DPR RI sekaligus Presiden Inter Parliamentary Assembly (AIPA) 2023, Puan Maharani melakukan bilateral meeting dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Maroko, Rachid Talbi El Alami /DPR/

 

OKE FLORES.com - ketua DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44, Puan Maharani berbicara tentang berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda.

Mulai dari partisipasi politik, kepemimpinan digital, hingga banyaknya kaum muda yang mendapat upah rendah dalam pekerjaan.

Hal tersebut disampaikan Puan saat membuka Rapat Young Parliamentarians of AIPA (YPA) yang menjadi rangkaian dalam Sidang AIPA ke-44. Pertemuan YPA yang diselenggarakan pada hari ke-4 Sidang Umum parlemen negara-negara ASEAN tersebut digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa Agustus 2023.

Baca Juga: Hindari Jebakan Pinjol dan Penipuan Perlu Peningkatan Literasi Finansial

“Sebagai Presiden AIPA, saya senang menyaksikan energi dan antusiasme kolektif yang Anda bawa ke pertemuan ini,” kata Puan dilansir Pikiran-Rakyat.com Rabu 9 Agustus 2023.

Rapat Young Parlemen AIPA

Dipimpin oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Gilang Dhielafararez dengan co-chair bersama Anggota DPR RI Dyah Roro Esti, pertemuan ini menghadirkan anggota-anggota parlemen muda AIPA.

Adapun pertemuan mengambil tema tentang cara meningkatkan keterlibatan pemuda dalam pemerintahan dan partisipasi dalam demokrasi.

Menurut Puan, isu dalam pertemuan YPA itu sangat relevan dan cocok dengan topik Sidang Umum AIPA ke-44 yaitu Responsive Parliament for a Stable and Prosperous ASEAN atau Parlemen yang Responsif untuk ASEAN yang Stabil dan Sejahtera.

“Pemuda, yang terdiri dari hampir 34% populasi ASEAN, memiliki potensi besar sebagai agen perubahan positif. Perspektif segar Anda, pendekatan inovatif untuk pengambilan keputusan, dan komitmen kuat untuk menyelesaikan tantangan regional merupakan aset penting bagi kemajuan kita bersama,” paparnya.

Pujian juga diberikan kepada komitmen anggota parlemen muda ASEAN dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi wilayah. Ini termasuk melalui berdiskusi untuk menemukan solusi terhadap berbagai tantangan global seperti yang sedang dilakukan saat ini.

“Pertemuan ini menyoroti beberapa isu penting yang menuntut perhatian kita. Pertama, kita harus meningkatkan peran parlemen dalam mendorong inisiatif pemberdayaan pemuda dalam kewirausahaan dan kepemimpinan digital,” ujar Puan.

Baca Juga: Hindari Jebakan Pinjol dan Penipuan Perlu Peningkatan Literasi Finansial

Menurut wanita pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu, pemberdayaan generasi muda dalam bidang usaha dan kepemimpinan digital tersebut termasuk dengan memberikan dukungan melalui kebijakan maupun peraturan.

Selanjutnya, lata Puan, dengan mempermudah akses keuangan yang inklusif, dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi pengusaha muda untuk tumbuh.

“Ekonomi digital di ASEAN menunjukkan potensi yang sangat besar, dengan proyeksi pasar sebesar 1 triliun USD pada tahun 2030. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi dan inovasi, kita dapat membuka peluang baru bagi kaum muda di Asia Tenggara,” jelasnya.

Permasalahan kedua yang dibahas dalam pertemuan YPA kali ini adalah terkait dengan masalah ekonomi yang dihadapi generasi muda. Meskipun pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara Asia Tenggara cukup stabil di masa pemulihan setelah pandemi Covid-19, menurut Puan, angka pengangguran kaum muda masih tetap tinggi.

“Dan banyak kaum muda terlibat dalam pekerjaan yang rentan dengan upah rendah,” tutur mantan Menko PMK itu.

Baca Juga: Simak Daftar Pinjol Legal Menurut OJK

Dengan demikian, Puan mengundang anggota parlemen muda AIPA untuk bersama-sama mencari solusi dalam menghadapi berbagai masalah tersebut. Beberapa solusinya seperti melalui pendidikan yang lebih unggul, pelatihan keahlian, dan program peningkatan kemampuan.

“AIPA harus memainkan peran penting dalam mengadvokasi langkah-langkah ini, dan memfasilitasi kolaborasi di antara anggota parlemen di kawasan ASEAN untuk menciptakan kebijakan yang memungkinkan ketenagakerjaan muda,” tegas Puan.

Selanjutnya, pertemuan YPA juga akan membahas masalah memastikan partisipasi pemuda dalam memperkenalkan dan melindungi demokrasi. Puan menyebut, pemuda harus didorong untuk menghargai nilai-nilai demokrasi, kekuasaan hukum, dan menghormati hak-hak asasi manusia (HAM).

“Partisipasi aktif pemuda dalam mempertahankan proses demokrasi sangat penting untuk kelanjutan kemajuan kawasan kita. Mendorong kaum muda untuk berpartisipasi dalam masyarakat sipil dapat membantu suara mereka didengar dan keinginan mereka ditindaklanjuti,” ungkapnya.

Ditambahkan Puan, AIPA bekerja sama dengan parlemen nasional dapat berusaha meningkatkan kesadaran, memperkuat implementasi prinsip-prinsip demokrasi, dan melindungi hak asasi manusia di dalam ASEAN. Menurutnya, memberdayakan generasi muda untuk berpartisipasi dalam proses politik dapat membangun demokrasi yang lebih inklusif dan representatif.

“Kita juga harus mencari cara untuk mendorong partisipasi dan keterlibatan kaum muda yang lebih bermakna dalam proses pembuatan kebijakan publik di ASEAN,” sebut Puan.

“Penting bagi kita untuk membuat platform agar suara anak muda didengar dan dipertimbangkan tentang masalah yang berdampak langsung pada generasi mereka,” imbuhnya.


Cucu Bung Karno itu mengevaluasi, AIPA dapat mendukung hal tersebut dengan memberikan peluang bagi anggota parlemen muda untuk berperan dalam diskusi kebijakan. Kemudian, lanjut Puan, dengan terlibat pada organisasi-organisasi yang dipimpin oleh kaum muda.

“AIPA juga dapat mengadakan program mentorship yang menjembatani kesenjangan antara pemimpin berpengalaman dan pemimpin masa depan di kawasan Asia Tenggara,” imbau peraih dua gelar Honoris Causa yang sudah terjun ke dunia politik sejak masih muda itu.

Puan meyakini pertemuan YPA ini akan menghasilkan perbincangan yang berguna dan solusi inovatif untuk tantangan yang ada. Ia menilai kegairahan, semangat, dan dedikasi anggota parlemen muda AIPA untuk meningkatkan ASEAN benar-benar mengilhami.

“Mari kita gunakan kesempatan ini untuk bertukar pikiran, berbagi praktik terbaik, dan menjalin kemitraan yang akan membentuk masa depan ASEAN. Terima kasih, dan semoga Anda semua mendapatkan sesi yang produktif,” ujar Puan.
Dalam kesempatan yang serupa, Gilang Dhielafararez menyatakan penghargaannya atas kesediaan Puan membuka pertemuan Young Parliamentarians of AIPA. Menurutnya, pandangan Puan akan menambah isi dari pertemuan tersebut.

“Komitmen beliau tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan kalangan muda. Komentar Ibu Puan juga akan turut menentukan arah diskusi ini,” ucap Gilang di hadapan anggota parlemen muda AIPA tersebut.

Untuk Sidang Umum AIPA ke-44, YPA mengajukan dua rancangan resolusi untuk disetujui oleh parlemen-parlemen ASEAN. Salah satu resolusi yang diajukan oleh Indonesia adalah mengenai 'Mendorong Keterlibatan Pemuda untuk Pembangunan yang Inklusif, Transformasi Ekonomi, dan Partisipasi Demokratis'.

“Resolusi dari Indonesia untuk mendorong masyarakat muda untuk bisa terjun di dunia politik, dan tentunya juga di semua sektor,” jelas Gilang.
Kemudian resolusi kedua yang akan diajukan YPA di Sidang Umum AIPA kali ini berjudul 'The Role of Young Parliamentarians in Governance' atau 'Peran Anggota Parlemen Muda dalam Pemerintahan' yang merupakan usul dari Malaysia.

Gilang menyatakan, AIPA melalui anggota-anggota muda mereka berusaha untuk mendorong pemberdayaan generasi muda ASEAN. Termasuk dalam bidang ekonomi agar kesejahteraan yang diperoleh oleh anak muda dapat mendukung kehidupan mereka. Hal ini sejalan dengan poin yang disampaikan oleh Puan mengenai gaji untuk pekerja muda.

“Misalnya di dunia ekonomi, kita dorong supaya lebih kreatif. Dan di parlemen kita memberikan semangat juga, kita dorong agar anak-anak muda di dunia politik. Apalagi Indonesia di tahun 2045 nanti akan lebih banyak anak mudanya,” sebut Anggota Komisi III DPR RI itu.

“Dan di ASEAN ada beberapa negara yang juga punya target di 2045 menjadi negara besar, salah satunya Vietnam. Makanya kita ingin agar resolusi ini bisa berdampak langsung ke anak-anak muda di kawasan ASEAN,” tambah Gilang.

Pentingnya dukungan untuk generasi muda dianggap signifikan mengingat terdapat sekitar 600 juta warga di kawasan ASEAN yang berasal dari kelompok tersebut.

Menurut Gilang, dibutuhkan berbagai langkah untuk memperkuat keberadaan pemuda ASEAN agar dapat berkompetisi di tingkat internasional.

“Karena tantangan ke depan ada banyak, seperti green economy dan lain sebagainya. Jadi harus dipersiapkan. Kalau kita di DPR salah satunya ini dengan menyiapkan SDM unggul untuk masa depan,” urainya.

Selain menggambarkan perihal resolusi yang akan diusulkan ke forum besar AIPA, anggota YPA juga berdiskusi tentang beberapa permasalahan lainnya. Salah satunya adalah masalah penunjang terhadap hak-hak bagi generasi muda di ASEAN.

“Kami menyadari itu sangat penting demi kemajuan Pemuda dan anak di kawasan. Karena dengan menjunjung hak asasi manusia dalam setiap program, saya yakin ini akan bagus dalam melihat arah masa depan kawasan,” kata Delegasi dari Thailand.

Baca Juga: Korban Pinjol Terbanyak Perempuan

“Dari sidang ini, kami memberi sedikit pintu harapan bahwa anak muda perlu diberi peran yang lebih kuat dalam pengambilan keputusan supaya mereka terlatih,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Delegasi dari Malaysia yang menilai anak-anak dan kalangan muda harus diberi kebebasan atas hak-hak mereka, tanpa membatasi ruang eksplorasi demi kelangsungan masa depan kaum muda.

“Di tempat kami, anak muda yang ikut dalam politik masih sedikit, makanya kami ingin belajar bagaimana memasukkan ide bagi anak muda untuk ikut bergabung,” ungkapnya.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiran Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler