Berikut Gejala Alergi Makanan yang Wajib Diketahui dan Faktor Resikonya

16 Agustus 2023, 09:51 WIB
Alergi kulit /Karya:ipopba

OKE FLORES.COM - Alergi makanan adalah respons abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam makanan tertentu. Ini adalah masalah kesehatan yang umum dan dapat mempengaruhi berbagai kelompok usia.

Gejala alergi makanan dapat berkisar dari ringan hingga parah, dan pemahaman tentang gejala serta faktor risikonya sangat penting untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengelola kondisi ini seperti yang dilansir dari Pikiran-rakyat.com, Rabu, 16 Agustus 2023:

Gejala Alergi Makanan:

  1. Gangguan Gastrointestinal: Gejala ini meliputi mual, muntah, diare, dan perut kembung. Ini bisa terjadi dalam beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang mengandung alergen.

  2. Masalah Kulit: Gejala seperti gatal-gatal, ruam merah, bengkak, dan kulit kemerahan dapat muncul akibat alergi makanan. Contoh paling umum adalah urtikaria atau "biduran".

  3. Gangguan Pernapasan: Batuk, sesak napas, hidung tersumbat, dan bersin-bersin adalah gejala pernapasan yang terkait dengan alergi makanan.

  4. Reaksi Anafilaksis: Ini adalah reaksi alergi yang parah dan mengancam jiwa. Gejalanya termasuk sesak napas, penurunan tekanan darah, detak jantung cepat, pusing, dan mungkin kehilangan kesadaran. Reaksi anafilaksis memerlukan perawatan medis segera.

Baca Juga: Manfaat Tidur dengan Posisi Miring ke Kanan: Menyehatkan Tubuh hingga Paru-paru

Faktor Resiko Alergi Makanan:

  1. Genetika: Riwayat keluarga dengan riwayat alergi atau penyakit autoimun dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan alergi makanan.

  2. Usia: Alergi makanan paling umum terjadi pada anak-anak, terutama pada anak yang memiliki keluarga dengan riwayat alergi. Beberapa alergi makanan dapat ditemukan pada usia dini dan dapat membaik seiring pertumbuhan.

  3. Alergi Lainnya: Individu yang memiliki riwayat alergi lain, seperti asma atau alergi kulit, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami alergi makanan.

  4. Paparan Awal: Dalam beberapa kasus, diperkenalkannya makanan potensial alergen pada bayi yang masih dalam masa menyusui dapat meningkatkan risiko perkembangan alergi makanan.

  5. Pola Makan dan Polusi Lingkungan: Beberapa penelitian mengaitkan pola makan modern yang tinggi lemak, gula, dan penggunaan bahan tambahan makanan dengan peningkatan risiko alergi makanan. Polusi lingkungan juga dapat mempengaruhi sensitivitas tubuh terhadap alergen.

Pencegahan dan Penanganan:

Penting untuk mendeteksi alergi makanan dengan tepat agar langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang sesuai dapat diambil. Jika Anda atau anggota keluarga Anda memiliki riwayat alergi makanan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rencana pengelolaan yang tepat. Pencegahan meliputi menghindari makanan pemicu alergi dan membaca label makanan dengan cermat.

Dalam kasus reaksi alergi yang parah atau anafilaksis, penanganan medis segera diperlukan. Beberapa individu mungkin memerlukan epinefrin (adrenalin) yang dapat diberikan dengan suntikan untuk mengatasi reaksi anafilaksis.

Baca Juga: KLHK Buntut Buruknya Kualitas Udara, Siap Terapkan Pajak Polusi

Dalam kesimpulannya, alergi makanan adalah masalah serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Pemahaman tentang gejala dan faktor risiko dapat membantu mengidentifikasi dan mengelola kondisi ini dengan lebih baik. Jika Anda curiga memiliki alergi makanan, penting untuk mencari bantuan medis untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler