Hormon
Setiap fluks dalam produksi atau fungsi hormon seperti yang berhubungan dengan kehamilan, menstruasi, menopause, atau tiroid dapat menyebabkan depresi. Suatu penelitian menemukan bahwa perempuan yang ada dalam fase pra menopause memiliki kadar hormon testosteron yang lebih tinggi menyebabkan mereka mengalami gejala depresi yang lebih banyak.
Perubahan Musim
Perubahan musim dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh. Hal ini dapat mengganggu tidur yang berkontribusi pada timbulnya perasaan tertekan.
Stres dan Trauma
Mengalami kejadian traumatis, stres kronis, patah hati, hingga mengalami perubahan besar dalam hidup dapat memicu depresi. Peneliti mengatakan hal ini disebabkan tingkat hormon kortisol yang tinggi dan berpengaruh pada stres.
Zat pada Obat
Orang-orang dengan riwayat penggunaan obat yang mengandung zat tertentu lebih berisiko mengalami depresi. Penyebab potensial lain dari depresi termasuk adanya kondisi kesehatan fisik seperti penyakit ini kanker, diabetes, atau parkinson di mana obat yang diminum memiliki efek samping depresi.
2. Depresi Lebih dari Perasaan Sedih
Merasakan sedih adalah hal normal dan merupakan bagian dari menjadi manusia. Namun, depresi adalah keadaan yang melampaui suasana hati yang tidak bahagia. Tanda-tanda depresi meliputi :