Bahaya! Peneliti Ungkap Tanda-Tanda 'Kiamat' yang Bakal Melanda Bumi, Ini yang Terjadi di Bawah Tanah

- 9 Februari 2024, 07:05 WIB
Ilustrasi kiamat.
Ilustrasi kiamat. /Pixabay/Pete Linforth

Lebih dari 1,5 juta sumur telah dimonitor, menghasilkan sekitar 300 juta pengukuran ketinggian air.

Para peneliti juga menerjemahkan data ini ke dalam tren global air tanah, serta melakukan rekonstruksi batasan akuifer di berbagai wilayah, dengan mengevaluasi tren ketinggian air tanah pada 1.693 akuifer.

Baca Juga: Pengakuan dan Penghargaan yang Sama untuk PNS dan PPPK Melalui UU Nomor 20 Tahun 2023

Salah satu solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan penyimpanan air di bawah tanah.

Namun, hal ini harus dilakukan dengan perencanaan geologi yang cermat agar efektif dan tidak menimbulkan risiko tambahan.

Metode penyimpanan air tanah ini dianggap lebih menguntungkan karena biayanya yang lebih rendah, minim gangguan terhadap lingkungan, dan risiko yang lebih terkendali.

Baca Juga: Trending Terbaru! Mantan Pemain Persipura Maju Caleg pada Pemilu 2024, Ternyata Bukan Orang Indonesia Asli

Penelitian juga menunjukkan bahwa pengisian ulang akuifer dapat memberikan manfaat ekologi yang signifikan, seperti yang ditemukan oleh Debra Perrone dari UC Santa Barbara pada tahun 2014, bahwa pengisian ulang akuifer dapat menghasilkan nilai manfaat enam kali lebih besar per dolar dibandingkan dengan reservoir permukaan.

Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang eskalasi krisis air tanah global dan menyoroti pentingnya tindakan yang segera diambil untuk mengatasi masalah ini.

Baca Juga: Pengakuan dan Penghargaan yang Sama untuk PNS dan PPPK Melalui UU Nomor 20 Tahun 2023

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x