GMNI Desak Kapolri Copot Kapolres Nagekeo, Kapolres Nagekeo:'Kalau mau copot, saya siap'

25 April 2023, 19:57 WIB
Ilustrasi topi Polisi /milik Polri/Foto: Tribrata

NAGEKEO, OKE FLORES.com - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Nagekeo bersama anggota GMNI cabang Ende dan Bajawa menggelar aksi damai di depan Mapolres Nagekeo, Flores, NTT, Selasa, 25 April 2023. Mereka menuntut agar Kapolri segera mencopot AKBP Yudha Pranata, dari kedudukannya sebagai Kapolres Nagekeo.

Baca Juga: Dinilai Tidak Hargai Hukum Adat Manggarai, PMKRI Ruteng Desak Komjak Periksa Jaksa Manggarai..

Dominikus Seke, Koordinator Aksi Damai tersebut menegaskan, bahwa GMNI Nagekeo mengambil sikap kritis terhadap situasi yang terjadi saat ini di Kabupaten Nagekeo.

Kehadiran Kaisar Hitam (KH) Destroyer bentukan Kapolres Nagekeo, AKBP Yudha Pranata, kata Dominikus, menimbulkan kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat. Group Kaisar Hitam Destroyer telah melakukan tindakan represif terhadap wartawan Tribun Flores.com.

Baca Juga: Soal Hutang 40 Juta Di Agen Kapal Cepat Fantasi Ende, Bom Ende Menduga Bupati dan Wakil Lecehkan Nama Baik

Ujaran kebencian terhadap Wartawan Tribun, adalah pemufakatan jahat sebagaimana telah viral dan menjadi tranding topic beberapa minggu terakhir.

Selain itu, GMNI Nagekeo juga mengkritisi penanganan kasus narkoba oleh Polres Nagekeo yang sampai hari ini belum ada kejelasan seperti barang bukti narkoba yang tidak ditunjukan kepada publik dan juga oknum pemakai narkoba yang sudah ditangkap namun dilepaskan kembali oleh pihak Polres Nagekeo dan tidak dilakukan proses hukum.

Baca Juga: Sadis! PNS di Malang Habisi Selingkuhan saat Berhubungan Badan, Begini Kronloginya...

GMNI Nagekeo juga menuntut agar pihak Polres Nagekeo segera melimpahkan berkas pemeriksaan tersangka kasus pemusnahan los pasar Danga ke Kejaksaan Negeri Bajawa.

Aksi damai massa GMNI Nagekeo yang semula berjalan aman dan damai tiba-tiba didatangi sejumlah anggota KH Destroyer atas nama GB dan SG.

Baca Juga: Diduga Lindungi Desa Bermasalah, BOM Ende Desak Kejari Ende dan Polres Selidiki Hasil Audit Inspektorat

Keduanya tidak saja mempertanyakan izin aksi damai, tetapi juga memerintahkan para perserta untuk menghentikan aksi damai orasi menuntut pencopotan Kapolres Nagekeo, AKBP Yudha Pranata, padahal keduanya bukan anggota polisi atau pejabat publik, tetapi sebagai wartawan online di Mbay, Nagekeo.

Baca Juga: Diduga Lindungi Desa Bermasalah, BOM Ende Desak Kejari Ende dan Polres Selidiki Hasil Audit Inspektorat

GB dan SG juga menyerang dan mau memukul serta mencaci maki saudara Petrus Fua Betu, yang merupakan wartawan Fakta Hukum. Keduanya menuding Petrus sebagai dalang aksi damai massa GMNI merupakan dalangnya dari Petrus Fua Betu. Beruntung aparat keamanan sigap mengendalikan situasi, sehingga tidak terjadi kontak fisik.

Aksi tidak terpuji yang dilakukan oleh GB (wartawan one Line DKI) dan SG (wartawan on line Sergap) dan sejumlah pemuda Aeramo diduga sudah dikoordinasikan oleh aparat Polres Nagekeo aksi damai GMNI Nagekeo tidak berlanjut. Padahal izin menggelar aksi damai telah disampaikan langsung oleh utusan GMNI ke Polres Nagekeo sehari sebelumnya.

Baca Juga: Daftar Harga Lengkap iPhone 11, iPhone 14 Series Setelah Lebaran, Banyak Diskon, Cek Harganya di Sini!

Para peserta aksi damai kemudian digiring memasuki Polres Nagekeo untuk beraudiensi dengan Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata.

Setelah mendengar tuntutan dari massa GMNI yang disampaikan oleh Dominikus Seke, Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata menegaskan, bahwa dirinya siap untuk dipindahkan, bahkan sekarang pun asal sesuai dengan prosedur dan itu kewenangan Kapolri.

Baca Juga: Survei SMRC, Ganjar Pranowo Unggul di Sebagian Besar Provinsi, Termasuk NTT, Aceh Jadi Rumah Demokrat..

“Saya Kapolres Nagekeo di sini tidak lama. Kalau mau copot saya sebagai Kapolres Nagekeo itu kewenangan Kapolri dan saya selalu siap untuk dipindahkan dan sekarangpun saya mau, asal sesuai dengan prisedur,” tegasnya di depan massa GMNI.

AKBP Yudha Pranata menjawab tuntutan massa GMNI

Dirinya mengakui bahwa KH Destroyer memang grup yang dibentuknya untuk membina anak-anak muda Nagekeo. Namun dia tidak menyinggung soal tangkapan layar percakapan anggota group KH Destroyer yang bernada ancaman, teror, ujaran kebencian dan pemufakatan jahat terhadap Patrick Jawa, wartawan Tribun Flores. Dia hanya menegaskan, bahwa dia tidak bermasalah dengan sang wartawan.

Baca Juga: Dari ATM Hingga Pencetakan Uang, Penipuan Terkait Bank, Cek Fakta Disini....

Kedua, berkaitan dengan kasus Pasar Danga sedang dalam proses pemberkasan dan segera rampung untuk dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Bajawa. Sedangkan kasus Narkoba sudah ditangani sesuai dengan prosedur dan penanganan lebih lanjut, termasuk barang bukti menjadi kewenangan Polda NTT.

Usai beraudiensi dengan Kapolres Nagekeo, massa GMNI membubarkan diri. Mereka berjanji akan mengerahkan massa yang lebih banyak dalam aksi damai berikutnya, apabila petinggi Polri tidak segera merespons tuntutan mereka untuk mencopot Kapolres Hukum Nagekeo AKBP Yudha Pranata.***

Editor: Paulus Adekantari

Tags

Terkini

Terpopuler