Sejarah Balap Kelereng, Akulturasi Budaya Kuno Memeriahkan Lomba 17 Agustus 2023

12 Agustus 2023, 08:49 WIB
Foto: Sejarah Balap Kelereng, Akulturasi Budaya Kuno Memeriahkan Lomba 17 Agustus 2023 /

 

OKE FLORES.com - Siapa yang belum mengenal Kompetisi kelereng? Kompetisi lari kelereng merupakan salah satu kompetisi yang banyak dimainkan saat merayakan HUT Kemerdekaan RI.

Perlu diketahui bahwa kompetisi lari kelereng sudah dilakukan sejak zaman dahulu, namun masih tetap lestari hingga saat ini. Kompetisi tradisional ini dapat dimainkan oleh berbagai kelompok usia mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.

Melansir rri.co.id, Sabtu, 12 Agustus 2023, kompetisi ini umumnya dimainkan dengan cara berlari atau berjalan dengan cepat. Tentu saja juga sambil menggigit bagian ujung sendok yang membawa gundukan.

Baca Juga: Usai Perpres Nomor 49 Tahun 2023 Terbit, PADMA Indonesia Desak Presiden Bentuk BNP TPPO dan Rumah Asa

Permainan yang sama dengan perayaan Agustusan ini biasanya diikuti oleh lebih dari dua orang atau setidaknya dua orang. Bahkan, aturannya juga sangat sederhana, peserta tidak diizinkan menyentuh sendok, dan harus berhasil membawa gundukan ke garis akhir.

Di samping itu, ada peraturan permainan lain yang harus dipatuhi oleh para peserta kompetisi. Seperti pemain akan dianggap kalah jika ada pemain lain yang mencapai garis finis lebih dulu.

Bukan hanya itu, pemain yang menjatuhkan marbles juga akan dianggap kalah. Oleh karena itu, pemain balap marbles ini harus fokus dan berhati-hati saat membawa sendok tersebut agar tidak terjatuh dan terlepas.

Baca Juga: TNI AL Berhasil Gagalkan Kosmetik Ilegal Masuk ke Sulawesi Utara, Diduga Libatkan Oknum Aparat

Sebenarnya, kompetisi balap gundu ini adalah perubahan dari kompetisi berjalan cepat yang memiliki tantangan yang lebih sulit. Yakni, sambil menggigit sendok yang membawa gundu dan harus dijaga agar tidak jatuh.

Sementara gundu sendiri adalah permainan yang telah ada sejak zaman Mesir Kuno pada tahun 3.000 SM. Pada masa itu, gundunya masih terbuat dari batu atau tanah liat.

Pada masa Romawi, kelereng juga sudah dimainkan bahkan menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia yang diadakan menjelang natal. Permainan kelereng ini kemudian beredar ke daerah lain seperti Amerika dan Eropa. 

Pada abad ke 12, kelereng disebut dengan 'bille' di Prancis yang berarti bola kecil. Sedangkan di Belanda disebut dengan 'knikkers', dan di Inggris disebut dengan 'marbles'. 

Hingga akhirnya pada abad ke 16 sampai 19 kelereng masuk ke negara-negara Asia, dan dimainkan diseluruh penjuru nusantara. Permainan lomba balap kelereng ini memiliki banyak manfaat seperti melatih kemampuan motorik, kemampuan berpikir, konsentrasi, ketekunan, dan lainnya.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: rri.co.id

Tags

Terkini

Terpopuler