Network
OKE FLORES.com - Obesitas yang terjadi pada anak-anak harus terus diwaspadai, karena peningkatan kasus kegemukan anak-anak belakangan ini cenderung lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Aktivitas fisik dan pola konsumsi anak-anak juga harus menjadi perhatian khusus dalam mengintervensi kasus ini.
Data Survey Status Gizi Indonesia (SGI) 2022 menunjukkan angka kelebihan berat badan pada balita mencapai 3,5 persen. Meskipun terjadi sedikit penurunan namun tetap perlu diwaspadai, karena peningkatan kegemukan anak saat ini mencapai 10 kali lipat.
Melansir rri.co.id, Rabu 26 Juli 2023, menurut data Kemenkes, satu dari lima anak usia 5 hingga 12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Selain itu, ada 64 persen anak usia 10 hingga 14 tahun yang mengalami obesitas karena mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula, garam, dan lemak (GGL) secara berlebihan.
Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Perwira TNI-Polri Baru Lulus di Istana Merdeka Hari Ini
Kemudahan akses dan biaya yang semakin terjangkau terhadap makanan tidak sehat yang tinggi lemak, gula, dan garam diduga menjadi penyebab utama masalah gizi yang perlu diwaspadai. Hal ini karena anak-anak dengan obesitas memiliki risiko tinggi mengalami berbagai penyakit ketika dewasa, seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
Maka sudah seharusnya jika pemerintah dan pihak terkait melakukan intervensi untuk mengurangi kasus obesitas anak ini. Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Sạksono Harbuwono, misalnya, Senin lalu mengemukakan program gizi seimbang bertajuk "Isi Piringku" yang merupakan bentuk intervensi untuk menekan laju pertumbuhan angka obesitas di Indonesia.
