Sejarah Balap Kelereng, Akulturasi Budaya Kuno Memeriahkan Lomba 17 Agustus 2023

- 12 Agustus 2023, 08:49 WIB
Foto: Sejarah Balap Kelereng, Akulturasi Budaya Kuno Memeriahkan Lomba 17 Agustus 2023
Foto: Sejarah Balap Kelereng, Akulturasi Budaya Kuno Memeriahkan Lomba 17 Agustus 2023 /

Bukan hanya itu, pemain yang menjatuhkan marbles juga akan dianggap kalah. Oleh karena itu, pemain balap marbles ini harus fokus dan berhati-hati saat membawa sendok tersebut agar tidak terjatuh dan terlepas.

Baca Juga: TNI AL Berhasil Gagalkan Kosmetik Ilegal Masuk ke Sulawesi Utara, Diduga Libatkan Oknum Aparat

Sebenarnya, kompetisi balap gundu ini adalah perubahan dari kompetisi berjalan cepat yang memiliki tantangan yang lebih sulit. Yakni, sambil menggigit sendok yang membawa gundu dan harus dijaga agar tidak jatuh.

Sementara gundu sendiri adalah permainan yang telah ada sejak zaman Mesir Kuno pada tahun 3.000 SM. Pada masa itu, gundunya masih terbuat dari batu atau tanah liat.

Pada masa Romawi, kelereng juga sudah dimainkan bahkan menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia yang diadakan menjelang natal. Permainan kelereng ini kemudian beredar ke daerah lain seperti Amerika dan Eropa. 

Pada abad ke 12, kelereng disebut dengan 'bille' di Prancis yang berarti bola kecil. Sedangkan di Belanda disebut dengan 'knikkers', dan di Inggris disebut dengan 'marbles'. 

Hingga akhirnya pada abad ke 16 sampai 19 kelereng masuk ke negara-negara Asia, dan dimainkan diseluruh penjuru nusantara. Permainan lomba balap kelereng ini memiliki banyak manfaat seperti melatih kemampuan motorik, kemampuan berpikir, konsentrasi, ketekunan, dan lainnya.***

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: rri.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah