Indonesia Akan Bentuk Pasukan Khusus Hadapi Ancaman Siber

- 24 Agustus 2023, 10:15 WIB
Indonesia Akan Bentuk Pasukan Khusus Hadapi Ancaman Siber
Indonesia Akan Bentuk Pasukan Khusus Hadapi Ancaman Siber /

OKE FLORES.com - Gubernur Lemhanas RI, Andi Widjajanto mengatakan sudah waktunya membentuk pasukan khusus untuk menghadapi ancaman siber terutama karena dalam satu dekade terakhir sudah banyak negara yang memiliki unit siber.

Menurut Andi dari segi organisasi, ada negara yang menjadikan unit siber sebagai bagian dari struktur yang ada dan ada juga yang memilih untuk mendirikan unit mandiri.

Dari segi fungsi, ada negara yang membentuk unit siber yang bersifat defensif, seperti AS, tetapi ada juga yang memilih untuk membentuk unit siber dengan kapasitas ofensif yang dominan, seperti Tiongkok.

Baca Juga: Diduga Mabuk, Pencuri Kotak Amal sampai Bakar Tirai hingga Karpet Mushola di Tebet

“Jerman, Singapura, dan Tiongkok menjadi kelompok negara yang memilih membentuk pasukan siber sebagai matra mandiri. Tiongkok menjadi organisasi terbesar dengan jumlah pasukan diestimasikan mencapai 145.000 orang. Perbandingan struktur organisasi di tiga institusi militer menunjukkan perbedaan fokus dan kapasitas. Di luar aspek intelijen dan siber yang umum melekat, Tiongkok juga mengintegrasikan ruang angkasa sebagai kapasitas dalam matra,” kata Andi pada Seminar Nasional PPRA LXV Lemhannas RI di Jakarta, melansir Antara-Jateng, Kamis 24 Agustus 2023.

Seminar dengan tema "Konektivitas Digital ASEAN Untuk Memperkuat Epicentrum of Growth" merupakan puncak program Pendidikan Calon Pemimpin tingkat Nasional Tahun 2023.

Lebih jauh, Andi mengatakan pada 2022, mayoritas penduduk Indonesia adalah pengguna internet (76,3% dari populasi atau 212 juta jiwa), dimana sektor ekonomi adalah salah satu sektor yang memaksimalkan manfaat internet. Sementara di tahun 2022 juga, nilai ekonomi digital Indonesia adalah 77 miliar USD. Angka ini diprediksi akan meningkat mencapai 220 miliar USD di tahun 2030.

“Angka ini tidak hanya menunjukkan peningkatan keterikatan masyarakat terhadap internet dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga merepresentasikan tingkat risiko keamanan siber yang tinggi. Sebagai contoh, Indonesia menjadi negara ketiga dengan kasus kebocoran data terbanyak di dunia (12,7 juta kasus),” kata Andi.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: ANTARA Jateng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah