Kemudian, pada 13 Januari 2023, Anies mewakili Partai NasDem mendatangi Demokrat untuk meminta mereka melawan dan mendorong PKS bergabung dalam koalisi yang kini bernama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Ini saya kira yang kalau diperhitungkan ini perjuangan bukan yang enteng dan sederhana. Butuh waktu dan banyak rintangan banyak godaan," katanya.
"Tapi keteguhan ini mewujudkan koalisi tiga partai, yang diwujudkan piagam koalisi 14 Februari 2023. Jadi perjalananya panjang," ujarnya.
Lalu, pada akhirnya, Anies memanggil Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk bekerja sama dengan keduanya untuk maju. Namun pertengahan Maret lalu, Anies teringat ingin berkomunikasi dengan AHY.
"Normatif by phone. Kami diberi tahu oleh Ketum AHY bahwa ada komunikasi ini. Kami bahagia, bahwa memastikan koalisi sudah ada cikal bakal capresnya adalah Anies Baswedan, cawapresnya adalah mas AHY," ucapnya.
Hormati Kedaulatan NasDem
Meski kata Herman, Partai Demokrat menghormati pimpinan Partai Nasdem, namun tidak mengumumkannya secara langsung, melainkan dikembalikan sebagai dokumen kontrak yang diumumkan calon Anies Baswedan.
"Perjalanan itu terus bergulir, kami tentu banyak wacana yang dibangun. Bahkan mengingat perjalannya, NasDem selalu terus berpolemik dengan bacawapres, kami diam saja karena kami menghargai kedaulatan partai masing-masing," tuturnya.***